-->

Jembatan Merah dan Pertumpahan Darah

Ada satu kesamaan kenapa jembatan-jembatan di bawah ini dikatakan sebagai jembatan merah, ya jembatan merah ini ternyata tidak hanya ada di kota pahlawan saja tetapi juga berada di wilayah lain Indonesia, misalnya di Bogor, Balikpapan, dan Kerinci walaupun tidak merah warnanya tapi masyrakat sekitar menyebutnya sebagai jembatan merah
            Merahnya sebutan bagi jembatan-jembatan itu karena sejarahnya yang kelam. Pasalnya, di jembatan itu dulunya pernah terjadi peristiwa pertumpahan darah antara pejuang Indonesia melawan penjajah di zaman revolusi fisik. Nah, dari saking banyaknya darah  para pejuang dan lawannya yang tumpah di jembatan itu, maka jembatan itu pun dinamakan Jembatan Merah.
            Yang pertama seperti yang kita ketahui adalah Jembatan Merah di Surabaya. Jembatan yang melintasi sungai Kalimas ini sungguh melegenda dan sepertinya tak ada satu pun orang Surabaya yang tidak mengenal jembatan ini.  Dibangun beratus-ratus tahun yang lalu, awalnya jembatan adalah jembatan kayu dan dibuat karena kesepakatan Pakubowono II dari Mataram dengan VOC tahun  11 November 1743. Dalam perjanjian disebutkan bahwa beberapa daerah pantai utara, termasuk Surabaya, diserahkan ke VOC, termasuk Surabaya yang berada di bawah kolonialisme Belanda. 

sumber foto: www.akumassa.org

Sejak saat itu daerah Jembatan Merah menjadi kawasan komersial dan menjadi jalan vital yang menghubungkan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Dengan kata lain, Jembatan Merah merupakan fasilitator yang sangat penting pada era itu.  Tak heran jika gedung keresidenan Surabaya saat itu dibangun tepat di ujung barat jembatan, agar pemerintah bisa langsung mengawasi kebersihan, keamanan dan ketertiban di sekitarnya.
Dalam perkembangannya, Jembatan Merah ini berubah secara fisik sekitar tahun 1890-an, ketika pagar pembatas diubah dari kayu menjadi besi. Saat ini, kondisi jembatan yang menghubungkan jalan Rajawali dan Kembang Jepun di sisi utara Surabaya ini hampir sama seperti jembatan lainnya, dengan warna merah tertentu.
Nah, kenapa dimakan jembatan merah? Ya karena dilokasi tersebut pernah terjadi pertumpahan darah antara pejuang dengan penjajah.  Di tempat ini juga Brigadir A.W.S Mallaby, pemimpin angkatan bersenjata Inggris yang telah menguasai Gedung Internationale Crediet en Verening Rotterdam atau Internatio tewas terbunuh di tangan arek-arek Suroboyo. Jembatan Merah ini pun menjadi saksi bisu betapa gigih dan beraninya arek-arek Suroboyo dalam perang 10 November Surabaya melawan tentara Sekutu dan NICA-Belanda yang hendak menguasai kembali Surabaya.
Kedua ada Jembatan Merah di Balikpapan, masih di zaman perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1945-1947, Jembatan Merah ini juga menjadi saksi bisu  pertempuran para pejuang Balikpapan.
Saat itu para pejuang Balikpapan menggunakan taktik gerilya untuk melawan Belanda yang mencoba menguasai kembali Balikpapan. Nah, di jembatan ini kerap kali pecah pertempuran antara pejuang dan tentara Belanda. Tak pelak, jatuh korban dari pihak pejuang yang gugur dalam pertempuran dengan tentara Belanda di jembatan ini.
Setiap usai pertempuran, jembatan ini selalu penuh dangan bercak darah dari tentara Belanda dan pejuang yang terluka. Karena itu oleh para pejuang jembatan ini dikenal dengan nama Jembatan Merah. Jembatan Merah tersebut kini masih ada. Dan setiap harinya dilewati kendaraan yang melintas dari dan ke kebon sayur
Ketiga, Jembatan merah di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci ini. Akan tetapi walaupun jembatan itu dibilang sebagai jembatan merah, namun warna jembatan ini bukanlah  merah melainkan kuning.
Penamaan jembatannya sendiri sebagai jembatan merah karena dulunya, seperti kedua jembatan merah di atas jembatan ini dahulunya juga merupakan tempat pertumpahan darah dari pahlawan Kerinci dengan para penjajah.
Di jembatan itu banyak terjadi pertempuran karena pada Agresi Militer II tahun 1949, Belanda masuk ke desa Pulau Tengah dan membuat camp sekitar 50 meter berjarak dari jembatan. Nah, dengan adanya camp tentara Belanda di dekat jembatan tersebut membuat para petinggi Belanda menjadikan jembatan itu sebagai tempat untuk mengeksekusi penduduk Indonesia yang pro dengan republik.
Tentara Belanda tidak memberikan sedikit keringanan bagi warga Kerinci saat itu, setiap warga yang mau membayar “Tebus Nyawo”, maka tidak akan dibunuh. Selain sebagai tempat menghabisi nyawa rakyat Indonesia, jembatan ini juga dimanfaatkan oleh warga dan tentara perlawanan untuk mengintai para penjajah pada malam hari. Tak sedikit tentara belanda yang berhasil dibunuh oleh warga di bawah jembatan itu.
          Hampir setiap harinya terjadi pertumpahan darah di jembatan tersebut, sehingga setelah kemerdekaan pada tahun 1950-an, saat jembatan tersebut dibuat dengan besi, jembatan ini pun dinamakan jembatan merah. (berbagai sumber)

Jejak Purba di Gua Indonesia

Anda ingin menelusuri atau melihat jejak-jejak purba yang tertinggal dalam sebuah Gua di Nusantara, Yup, pantas kalau anda cek gua-gua seperti Gua Tiangko, Gua Leang-Leang, dan Gua Liang Bua.Yang pertama ada Goa Tiangko yang berada di kecamatan Sungai Manau, Jambi.  Lantas kenapa dinamakan Gua Tiangko, ya tak lain karena gua itu terletak di  Desa Tiangko.  
sumber foto: www.jambitourism.co.id
Apa saja yang purba di dalam Goa dengan luasnya yang hanya 206 meter persegi dan lebar mulut bagian depan setinggi 4 meter serta mulut bagian belakang setinggi 11,5 meter ini? Gua ini merupakan rekam jejak zaman prasejarah diperlihatkan. Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat pada tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu pun lantas menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.

           Gua ini dindingnya berupa ceruk-ceruk bebatuan yang ditumbuhi lumut,  langit-langitnya pun dipenuhi sarang burung walet dan kelelawar yang bergelantungan. Di goa ini juga bisa ditemui batu kapiler yang membentuk stalktit dan stalakmit dengan berbagai ornamen yang menakjubkan. Udara sejuk menyeruak ketika memasuki goa dan terdengar suara tetesan air yang jatuh ke bebatuan.
Kedua adalah kawasan Gua Leang-Leang, gua ini merupakan  satu dari ratusan gua yang tersebar di perbukitan cadas Maros, kecamatan Bantimurung, Sulawesi Selatan. Leang yang dalam bahasa makasar artinya Gua, dalam bahasa indonesia adalah liang yang berarti lubang.
Di kawasan Gua Leang Leang itu, ada dua gua yaitu Gua Leang Burung dan Gua Petta Kere. Gua Leang Burung dulunya adalah tempat dimana burung walet dan kelelawar bersarang dengan populasinya yang semakian berkurang.
Nah, kalau Gua Petta Kere ini dikenal sebagai gua yang ada lukisan gambar-gambar prasejarah pada dinding goanya. Pada jalanan menuju Gua Petta Kere terdapat batu-batuan besar berwarna hitam yang tersusun rapi, konon dulunya tempat ini merupakan lautan, dan batu-batu tersebut merupakan batu yang berada di dasar lautan, namun seiring berjalannya lautan itu bergeser akhirnya menjadi daratan.
sumber foto: www.travel.detik.com
Dari cerita masyarakat lokal menyebutkan keberadaan dari gambar tangan dengan jari lengkap itu bermakna sebagai penolak bala, sementara gambar dengan 4 jari telapak tangan diperkirakan sebagai cap telapak tangan milik salah satu anggota suku yang telah mengikuti ritual potong jari.
Ritual yang dilakukan sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya. Gambar babi rusa gemuk yang terpanah jantungnya merupakan gambaran sejarah manusia purbakala yang dulunya hidup berburu.
Jejak purba itu ditemukan dua arkeolog asal Belanda yaitu Van Heekeren dan Mrs. Heeren Palm. Di tahun 1950-an  mereka menemukan gambar-gambar pada dinding Gua Leang-leang. Soal usia lukisan purba di Gua itu diperkirakan berumur 5.000 tahun. Beberapa arkeolog bahkan berpendapat bahwa goa tersebut telah didiami sejak 3.000 SM (Sebelum Masehi).
Gua Liang Bua, NTT, Gua Liang Bua merupakan peninggalan pra sejarah di Indonesia. Gua ini adalah salah satu dari banyak gua karst di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Gua ini terletak di Dusun Rampasasa, Desa Liangbua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
sumber foto:www.kaskus.com
Fosil Homo Floresiensis atau Manusia Flores yang memiliki tinggi badan hanya sekitar 100 cm dan beratnya 25 kg ditemukan di gua ini. Tengkorak manusia itu diperkirakan hidup 13.000 tahun lalu, yang hidup bersama dengan gajah-gajah pigmi dan komodo. Pada 2001 telah dilakukan eskavasi arkeologi yang merupakan kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bersama University of New England, Australia.(berbagai sumber)

Masjid di bawah tanah

Jika anda pernah membaca atau melihat secara langsung Masjid Pintu Seribu di Tangerang, pastilah anda akan berpikir masjid itu bukanlah seperti masjid pada umumnya bukan?. Nah, seperti halnya dengan tempat beribadah umat muslim yang satu ini. 

Adalah masjid bawah tanah, yang merupakan sebuah masjid yang  tidak dibangun di atas permukaan tanah seperti lazimnya sebuah masjid dibangun, melainkan didirikan di dalam tanah alias di bawah tanah. Sedikit memang yang berani menggunakan konsep mesjid dibawah tanah, nah dibawah ini ada beberapa mesjid di bawah tanah yang bisa ditemukan di wilayah Indonesia.

1.Masjid Bawah Tanah Taman Sari
Masjid Bawah Tanah ini berada  di Komplek Situs Taman Sari, Yogyakarta. Sesuai dengan namanya mesjid ini memang letaknya berada di bawah tanah dan berbentuk melingkar  yang terdiri atas dua lantai, dimana lantai bawah digunakan oleh jemaah wanita dan lantai atas untuk jemaah pria. Di setiap lantai dapat ditemui lubang tempat imam memimpin ibadah.
sumberfoto: www.n1nt1.blogspot.com
 Lantai atas dan lantai bawah terhubung oleh lima buah tangga yang saling terhubung dan di bawahnya terdapat kolam yang konon digunakan untuk berwudhu oleh para jemaah. Mesjid  bawah tanah ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono ke I.


2.Masjid Gua Muhammad
Selain itu juga ada Masjid Gua Muhammad, Masjid jelas tidak bisa dilihat dari luar karena lokasinya berada tepat di bawah Masjid Agung Wisnu Manunggal, di Dusun Losari, Desa pekukuhan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Kenapa dinamakan masjid ini dengan Go Muhammad? Para jamaah disana memberinya nama itu lantaran sebagai bentuk penghormatan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Untuk sampai di masjid ini, perjalanan harus ditempuh sekitar 14 kilometer dari arah Kota Mojokerto. Sesampai di Masjid Agung Wisnu Manunggal, setiap peziarah akan mendapati bangunan masjid biasa. Untuk sampai ke Masjid Goa Muhammad, setiap peziarah harus melewati gapura di sebelahtimur bangunan induk masjid. Gapura itu merupakan pintu menuju masjid bawah tanah.
Di samping timur bangunan induk terdapat sebuah lorong sempit. Dengan kedalaman sekitar 5 meter hingga 7 meter, setiap peziarah yang datang harus masuk secara berjajar ke belakang. Sebab lorong itu hanya bisa dilewati seorang saja. Di sepanjang dinding lorong yang terbuat dari tanah dan pasir, tertempel tulisan nama-nama Allah atau pujian terhadap Rasulullah Muhammad SAW, seperti beberapa penggalan bacaan Maulid-Diba dan Barzanji.
Sejak ditemukan tahun 1995 dan usai dibangun tahun 1997 lalu, Masjid Goa Muhammad ini memiliki ruang utama bawah tanah yang terdiri atas tujuh pintu. Tujuh pintu lorong ini digunakan sebagai baris salat.Setiap lorong bisa ditempati sekitar 7 orang untuk salat. Sehingga saat salat jamaah, masjid bawah tanah ini cukup menampung sekitar 50 orang dengan seorang imam.  Masjid ini bisa menjadi salah satu alternatif bagi setiap orang untuk lebih khusyuk saat berdzikir atau salat. Sebab saat berada di dalam tanah, tiada yang terdengar kecuali keheningan dan kegelapan. (berbagai sumber)

Rekreasi bersama Monyet

Tak jarang apabila kita bermain-main ke sebuah tempat wisata, terlebih lagi apabila tempat wisata itu berada di tengah-tengah hutan atau di dekat dengan hutan, kita banyak menjumpai monyet-monyet yang berkeliaran. Entah monyet-monyet itu liar atau pun jinak, tetapi yang jelas jikalau kita memberinya kacang atau pisang pastilah monyet itu datang dengan rasa laparnya yang tak pernah kenyang.

Tak heran pula di beberapa tempat wisata yang ada monyet di dalamnya, bertebaran warung-waung kecil yang menjajakan makanan untuk sang monyet. Namun tak ada salahnya mengeluarkan sedikit kocek di dalam kantong untuk membeli dan merupakan keasyikan tersendiri juga melihat tingkah laku monyet itu jika dilemparkan makanan.  Yup, di tempat wisata mana saja kita bisa menjumpai monyet-monyet,  dibawah ini ada beberapa pilihannya

1. Gua Monyet Alak
Gua Monyet Alak di NTT dilihat dari namanya saja itu sudah mengisyaratkan bahwa akan ada banyak monyet di tempat wisata itu. Benar saja justru itu merupakan keunikan dari tempat wisata yang satu ini lantaran monyet-monyet yang ada disana cukup jinak dan merupakan pemandangan keseharian bagi pengguna jalan menuju Pelabuhan Tenau-Kupang.
sumber foto: www.ronald-balweel.blogspot.com

Namanya juga monyet, perilaku tentu saling berkejaran layaknya seoarang anak kecil, bergelantungan dan melompat dari dahan ke dahan, saling bercengkrama dan bergulingan sesekali berkelahi memperebutkan sesuatu adalah hal normatif bagi seekor monyet.

Terlebih lagi dengan jumlah monyet yang ada dalam kawasan ini sebanyak 327 ekor yang terbagi dalam empat kelompok, hal itu tentu menjadi keasikan tersendiri. Kelompok terbanyak berjumlah sekitar 180 ekor, sementara kelompok terkecil hanya sekitar 40 ekor saja. Lantaran dipelihara dan dikelola sejak tahun 1998 oleh pemerintah kabupaten disana, setiap harinya monyet-monyet ini diberi makanan berupa jagung.

2.Gua Kreo
Nah, sedikit ke tengah pulau Jawa Tepatnya di Semarang ada kawasan wisata yang bernama Gua Kreo yang berada di Dukuh Talun Kacang, Desa Kandri, Gunung Pati. Andalan objek wisata ini jelas merupakan Gua yang menurut legenda menjadi tempat petilasan dari Sunan Kalijaga. 
sumber foto:www.putra-semarang.blogspot.com
Namun di sekitar gua tersebut banyak dihuni oleh monyet-monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Sebelas dua belas dengan monyet di Gua Monyet Alak, monyet disini pun terrmasuk monyet yang cukup jinak  dan bisa bergaul dengan warga di sekitar Goa Kreo. Tetapi ada baiknya juga apabila anda menyiapkan “sangu” untuk sang monyet, salah-salah monyet itu sedang lapar dan kebetulan anda sedang memagng makanan, mereka bisa s mengganggu atau bahkan menggambil makanan, terutama jika Anda sedang berada dekat dengan air terjun

3.Hutan Monyet Ubud dan Hutan Wisata Sangeh
Kita tinggalkan Jawa Tengah, sekarang menuju di Bali. Di daerah Gianyar tepatnya di sekitar 26 km dari Ibukota Denpasar, terdapat sebuah hutan kecil Wenara Wana yang dihuni oleh ratusan kera yang meninggali hutan kecil tersebut. Kera-kera itu pun lumayan jinak dan bisa diajak bermain secara aktif oleh pengunjung yang datang ke kawasan wisata ini. 
sumber foto:www.beritadaerah.com

Disini anda dapat menyaksikan kera-kera yang lucu nan jenaka namun juga sedikit nakal. Selain melihat monyet anda juga bisa melihat pekuburan para leluhur masyarakat Bali beserta bangunan pura yang kental akan arsitektur Balinya. Dan bila tepat waktu, anda dapat sesekali menyaksikan lengkap dengan upacara di pura (odalan) maupun upacara pembakaran mayat (ngaben).

Wenara Wana juga disebut Hutan Monyet Ubud yang juga merupakan sebuah cagar alam dan kompleks candi yang di dalamnya terdapat lebih kurang 340 kera berekor panjang. Kera –kera itu terdiri dari 32 jantan dewasa, 19 jantan muda, 77 betina dewasa, 122 remaja, dan 54 ekor bayi kera. Disana juga ada sedikitnya empat kelompok monyet yang menempati lokasi berbeda di taman tersebut.

Masih di Bali, selain di Wenara Wana ada juga Hutan Wisata Sangeh yang terletak kurang lebih 20 Km ke arah kota Denpasar, desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Di sana anda akan menemui hutan seluas kurang lebih 6 hektar dengan pohon-pohonnya yang tinggi menjulang di tepi jalan raya. Pohon-pohon yang tumbuh di hutan ini bisa mencapai ketinggian 40 meter dan telah berusian ratusan tahun. Hutan ini juga sebagai tempat habitat alami monyet-monyet yang mendiami wilayah ini.

Monyet-monyet bebas berkeliaran di sana tanpa takut terganggu oleh aktivitas manusia di sekitarnya. Suasana ini bener-bener memberikan pengalaman serasa berada di alam liar, sekaligus melupakan sebenarnya anda berada di suatu objek wisata. Di dalam hutan hijau yang sejuk ini anda juga dapat menemukan komplek pura kecil yang diselimuti lumut hijau, tersembunyi di sela-sela pepohonan yang tumbuh tinggi menjulang yang disebut Pura Bukit Sari. Pura yang terletak di tengah-tengah kawasan Hutan Sangeh ini dan sangat dikeramatkan oleh masyarakat Desa Adat Sangeh. (berbagai sumber)

Pantai Pink Pulau Komodo

Pulau Komodo di NTT ternyata tidak dikenal karena banyaknya komodo-komodo yang berkeliaran di sana saja. Pasalnya, coba anda tengok pantainya, ada sesuatu yang berbeda dengan pantai-pantai lainnya di Indonesia. Yup, warnanya bukanlah berwarna putih, melainkan pink atau merah jambu!

Ajaib bukan, lantas bagaimana ceritanya pantai itu berwarna Pink? Pasir warna pink di pantai ini tidak ujug-ujug langsung berwarna pink, tetapi  terbentuk secara alami lantaran berasal dari perpaduan antara serpihan karang, cangkang kerang, kalsium karbonat invertebrata laut kecil, juga porifera atau spons laut yang berwarna merah.
sumber foto: www.berbagifun.blogspot.com
Selain keunikan pasirnya, Pantai Pink juga kaya akan ikan dan terumbu karang. Sekitar 1.000 jenis ikan, ratusan jenis karang, dan 70 jenis spons hidup di pantai ini. Bagi wisatawan yang ingin, harus berhati-hati dengan makhluk hidup di sekitar pantai tersebut.


         Pantai pasir berasal dari pasir merah kecil tersebar di daerah pantai yang seperti pantai ini terkenal disebut dengan pantai merah muda atau Pantai Merah di mana masyarakat setempat menyebutkan hal itu. Pantai yang indah ini terletak di tanah yang kecil dengan bukit kering di belakang pantai itu. Hal ini memiliki karang yang indah dengan air laut yang jelas bahwa menjadikannya sebagai tempat yang ideal untuk snorkeling di taman ini.

Anda gemar foto-foto atau fotografi, diving, snorkeling, atau sekedar bersantai-santai sambil bermain pasir disinilah tempat yang cocok. Khusus Anda yang ingin menyelam atau snorkeling sebaiknya selalu waspada karena arus laut Pantai Pink cukup kuat. Arus ini terjadi akibat pertemuan air laut tropis dari utara, dengan air laut dari selatan

Nah, setiap pengunjung yang datang ke pantai ini, akan ditemani oleh seorang petugas perlindungan Taman Nasional Komodo, ya untuk sekedar menjaga keselamatan anda karena komodo menjadi penghuni tetap pulau ini, senang berjemur di kawasan pantai. Patut pula diperhatikan jika anda ingin bermain air laut disana, lihatlah kanan kiri lebih dahulu salah-salah ada komodo lapar melintas. (berbagai sumber)

Teratai Raksasa di Manggarai Timur

Ukuran lingkaran dari tumbuhan air yang satu ini bukan main besarnya dan melebihi ukuran dari teratai yang biasa kita jumpai di danau-danau atau rawa. Ingin menjumpainya tidak perlu pergi jauh-jauh ke hutan Amazon karena cukup datang di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Flores, NTT anda bisa melihat teratai berukuran besar di danau teratai raksasa.


Bahkan, satwa langka buaya darat juga terdapat di Kabupaten Manggarai Timur, khususnya di Kecamatan Sambi Rampas. Teratai raksasa ini tepatnya ada di Danau Rana Tonjong yang terletak di Desa Nanga Mbeling, Kecamatan Sambi Rampas, sekitar 3 kilometer utara Pota. Luas danau ini  2.200 kilometer persegi dan berada di sebuah dataran rendah yang dikelilingi perbukitan.
   
          Teratai raksasa ini memang menggila di danau itu lantaran seluruh permukaan danau ditumbuhi bunga teratai raksasa atau giant lotus (Victoria amazonica) atau tonjong dalam bahasa setempat. Bunga teratai memang berbunga, sama seperti bunga teratai raksasanya yang satu ini, akan  tetapi tumbuhan ini hanya berbunga sekali setahun pada bulan April dan Mei.

Di dalam bunga yang sudah mekar terdapat biji-bijian yang dapat dimakan mentah dan memiliki rasa seperti kacang tanah. Entah kenapa, bunga teratai ini tidak dapat tumbuh dan berbunga di tempat lain selain danau itu. Selain di tumbuhi oleh teratai raksasa itu, Danau Rana Tonjong juga  menjadi habitat bagi ikan air tawar, katak, dan tempat mencari makan bagi burung angsa putih.

Selain di Indonesia bunga teratai raksasa, seperti disinggung di atas juga bisa ditemui di  perairan dangkal sungai basin Amazon. Victoria Amazornica adalah genus teratai air terbesar yang ada didunia dan daunnya sendiri dapat tumbuh lebih dari 3 m diameternya dan memiliki berat bisa menyampaiu 70 pound atau 31 kg . Teratai raksasa ini disebut juga sebagai victoria regia setelah ratu victoria di Inggris, ketika di temukan oleh petualang yang bernama Robert Schomburgk pada tahun 1836.
 Teratai (Nymphaea sp.) adalah tanaman air yang banyak diminati para pecinta tanaman hias. Hal ini dikarenakan sosoknya yang anggun, indah, alami dan eksotis sekaligus  dapat menyejukkan pandangan. Selain karena indah, tumbuhan teratai  juga memiliki cara menyesuaikan diri terhadap tempat hidupnya dengan cara yang unik. Berkebalikan dengan kaktus yang hidup di daerah gersang, teratai justru hidup di daerah penuh air dan dapat mengapung di permukaan air. Teratai biasa ditemukan dipermukaan air yang tenang seperti kolam dan danau.

Daun teratai tipis dan lebar, berbentuk bundar atau oval. Bentuk daun ini sangat membantu mempercepat proses penguapan. Permukaan daun tidak mengandung lapisan lilin sehingga airnya jatuh kepermukaan daun tidak membentuk butiran air. 

Rindu Air Terjun, Pergi ke Bogor!

Anda yang di Jakarta, tak perlu jauh-jauh  pergi untuk menikmati suasana Air Terjun karena di Bogor yang dapat ditempuh beberapa jam saja dari Jakarta semuanya itu telah tersedia. Berikut ini adalah air-air terjun yang berada di kota Hujan , sekaligus air terjun yang paling dekat dengan Jakarta.

Curug  Bojong Koneng-Sentul (waktu tempuh 1 jam) 
Curug Bojong Koneng adalah sebuah air terjun alami yang ada di daerah Sentul, Bogor,  Indonesia. Curug ini menyajikan pemandangan alam yang alami, indah. Curug ini tergolong dekat dari Jakarta, dan dapat ditempuh dalam waktu 1 hari pulang  pergi. Lokasi tepatnya adalah di belakang komplek perumahan Sentul city.
sumber foto:www.ekoeriyanah.wordpress.com
Curug Panjang Mega Mendung (waktu tempuh 1 jam 15 menit)
Curug Panjang terletak di lereng Gunung Paseban dengan ketinggian sekitar 1000 mdpl yang berada di kawasan wisata seluas 30 hektar. Sungai inilah yang membentuk 4 air terjun di kawasan ini, mulai dari teratas yaitu: Curug Blao, Curug Panjang, Curug Bunder dan Curug Barong.
sumber foto: www.banditpangaratto.blogspot.com
Curug Cilember (waktu tempuh 1 jam 30 menit)
Curug Cilember berada di Desa Jogjogan Keca-matan Cisarua, 20 Km dari Bogor. Curug Cilember mempunyai daya tarik tersendiri berupa kesejukan alamnya yang terasa segar dan alami. Di sekitar sini Anda dapat menyaksikan kecantikan 12 spesies satwa kupu-kupu di taman bunga. Selain air terjun, terdapat pula Laboratorium penangkaran kupu-kupu yang akan melengkapi pengetahuan Anda tentang satwa kupu-kupu dari berbagai jenis. 
sumber foto:www.safrilblog.wordpress.com
Curug Nangka (waktu tempuh 2 jam)
sumber foto:www.wahyo.wordpress.com
Curug Nangka merupakan salah satu curug di Bogor selain, Curug Luhur dan Curug Cilember. Lokasi Curug Nangka bisa dikatakan berada dalam lembah yang curam dan dibatasi tebing-tebing yang tinggi. Selain menyajikan objek wisata berupa air terjun, di sekitaran lokasi air terjun banyak berkeliaran kera-kera liar. (berbagai sumber)

Abadikan Cinta Anda di Situ Patenggang

Tak salah lagi apabila anda sedang berada di kota Bandung, Jawa Barat untuk mampir ke destinasi wisata yang satu ini.  Adalah Situ Patengan yang lokasinya ada bagian selatan kota Bandung di Ciwidey., apa yang istimewa disana? Yup, teramat istimewa  karena di tempat ini ada batu cinta yang siap menjadi saksi kekuatan cinta anda dan pasangan anda.

Batu cinta ini termasuk situs bersejarahyang sudah lama ada di kawasan ini. Untuk sampai kesananya  kita harus naik perahu untuk sampai ke Batu Cinta karena posisinya berada di tengah di tengah danau. Nah, terserah anda ingin melakukan apa sesampainya di depan batu itu, apakah mau saling mengucapkan segidup semati layaknya pasangan yang ingin menikah, foto-foto dengan pasangan anda,  atau yang lainnya. Semua itu ok anda lakukan, asalkan jangan mempraktekkan tindakan vandalisme saja terhadap batu itu. hehehehehe
foto: www.jalanjajanhemat.com
Oh iya, terkait dengan batu cinta ini ternyata katanya batu ini yang ukurannya lumayan besar ini memiliki mitosnya juga sama seperti air-air terjun. Menurut masyarakat patenggang dulunya ada sepasang kekasih bernama Ki Santang putranya Siliwangi dan Dewi Rengganis

Mereka terpisah karena terjadi perang pada saat itu. Namun entah mengapa mungkin juga karena cinta keduanya begitu dalam akhirnya mereka pun dapat bertemu  kembali di suatu tempat yang sampai saat ini bernama “Batu Cinta”, batu inilah yang menjadi saksi bisu dipertemukannya cinta mereka kembali. 

Kisah ini dapat Anda baca pada sebuah lukisan bergambar panorama Situ Patengan yang berada di lokasi Batu Cinta. Masyarakat setempat juga percaya bahwa jika mengunjungi Batu Cinta bersama pasangan, maka hubungan pasangan tersebut akan langgeng. Jadi jangan lama-lama datanglah kesana dan bawa pacar anda.

Awet Muda Bersama Air Terjun

Banyak Air Terjun di Indonesia selalu dihiasi oleh cerita-cerita legenda rakyat atau bahkan mitos. Mitos yang paling populer jikalau kita membicarakan soal air terjun adalah mitos awet muda, yup awet muda. Namanya mitos keputusan ada di tangan anda untuk mempercayainya atau tidak. Tapi terlepas dari itu, di mana-mana saja air terjun yang mempunyai mitos awet muda itu berada, nah anda patut melihatnya di deretan daftar air terjun dibawah ini:

Air Terjun Tiu Kelep
Yang pertama air terjun Tiu Kalep, basah-basahan di air terjun yang berada dalam kawasan Air terjun ini masih berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, NTB dipercaya akan membuat kita awet muda. Air terjun ini memiliki ketinggian 42 meter dan bertingkat-tingkat.  Terjunan airnya cukup deras dan besar dengan kolam yang terbentuk di bawahnya tidak begitu dalam hanya sepinggang orang dewasa.  Juga dasar kolam yang lembut dan datar memungkinkan pengunjung dapat berenang.

sumber foto: www.lombokjalanjalan.blogspot.com

Air Terjun Tirtosari
Kedua adalah air terjun Tirtosari yang masih berada dalam satu kawasan obyek wisata Telaga Sarangan yang terletak Desa Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Masyarakat sekitar percaya bahwa dengan membasuh muka di Air Terjun Tirto Sari akan membuat awet muda dan menambah kecantikan khususnya bagi wanita.
sumber foto:ww.dedex-coy.blogspot.com
Air Terjun Tancak Kembar
Air terjun ini sebenarnya adalah air terjun ketiga yang ada di wilayah Bondowoso yang berjarak 77 kilometer dari pusat kota dan terletak di Desa Andungsari Kecamatan Pakem. Nah, seperti kedua air terjun di atas warga sekitar yang hidup di wilayah air terjun percaya bahwa air yang mengalir dari air terjun ini dapat membuat awet muda.

sumber foto:www.animfahmy.wordpress.com
Curug Cikaweni
Tak jauh dari jakarta, tepatnya di kota hujan Bogor juga terdapat air terjun yang konon katanya membuat kita awet muda apabila mandi-mandi disana, yaitu Air Terjun atau Curug Cikaweni. Lokasinya berada di daerah Bedogol, Bogor tepatnya di kaki gunung Pangrango. (berbagai sumber)

Niagara Kecil Bandung Barat

Ingin lihat miniatur  air terjun Niagara yang ada di Amerika Serikat, coba Anda sempatkan datang ke Curug Malela  yang berada di Kab. Bandung Barat Kec. Rongga Desa, Cicadas. Yup, penampilannya memang sedikit mirip dengan Air Terjun Niagara di negeri Paman Sam sana, tapi air terjun di selatan kota Bandung Jawa Barat ini ini memang lebih kecil namanya juga miniatur.
Berbeda dengan air terjun Niagara yang sengaja dibentuk oleh tangan manusia, Curug Malela ini terbentuk  oleh proses alami selama jutaan tahun yang lalu. Curug Malela ini berada pada aliran sungai yang mengalir dari Ciwidey melalui sungai Cidadap yang selanjutnya bermuara di Cisokan. Curug Malela berada pada relief terjal plateau Rongga. Dimana relief tersebut membentuk lembah-lembah terjal dengan kemiringan lebih dari 100%  atau dengan  sudut kemiringan lebih dari 45 derajat.
Syahdan, keberadaan relief terjal plateau inilah yang membuat medan tempuh untuk sampai di Curug Malela sedikit melelahkan karena medannya berupa lereng lereng bukit . Dilihat dari morfologi batuannya Curug ini menunjukkan bebatuan besar yang sangat keras dengan dinding-dinding tegak yang licin.
foto:travel.detik.com
Bebatuan yang ada tersebut selanjutnya mendapat pergeseran secara signifikan yang dipengaruhi lempeng lokal pada jutaan tahun yang lalu. Maka terbentuklah Curug Malela dengan ketinggiannya yang mencapai sekitar 70 m dan lebar sekitar 100 m dan beberapa curug lainnya yang berada di daerah aliran sungai cidadap tersebut.
 Ada 7 curug dengan aliran air yang sama tetapi dengan keindahan yang berbeda-beda. Ketujuh curug tersebut mempunyai nama tersendiri seperti Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Sumpel, Curug Ngebul, Curug Palisir dan Curug Pameungpeuk
Namun di sisi lain, relief terjal plateau ini membuat panorama keindahan alam begitu mempesona. Dimana lanskap yang terbentuk dari relief tersebut, menjadikan pemandangan indah dengan rimbunnya pepohonan berdaun hijau.
foto:disparbud.jabarprov.go.id
Kawasan Curug Malela sudah menjadi objek wisata kota Bandung dan Cianjur bahkan terkenal hingga luar kota. Tak lupa disarankan bila mengujungi Curug Malela tidak pada saat musim hujan, bersikap ramah dengan warga setempat dan membawa kendaraan pribadi karena disana tidak terdapat kendaraan umum.(berbagai sumber)

Air Terjun Grojokan Sewu dan Mitos Jembatan

Lain air terjun Banyumas, lain pula Air Terjun Grojokan Sewu, Tawamangu, kenapa? Ya walaupun keduanya sama-sama merupakan air terjun, namun  keduanya mempunyai perbedaannya. Perbedaanya itu bukanlah letak, ketinggian, atau yang lainnya yang tentu saja berbeda, melainkan mitosnya.
Kalau air terjun Banyumas bermitoskan akan cepat mendapat jodoh jikalau kita ke sana, air terjun Grojokan Sewu ini justru kebalikannya karena apabila kita kesana bersama pacar, nah pacar kita itu akan pergi untuk selamanya alias putus hubungan di tengah jalan.
Jadi  begini tidak jauh dari lokasi air terjun itu ada sebuah jembatan yang menghubungkan sisi kanan dan sisi kiri dari komplek lokasi wisata air terjun Gerojogan Sewu.  Jembatan itu memisahkan aliran sungai kecil dari air terjun tersebut. Dan Jika pengunjung ingin ke sebrang, maka harus melewati jembatan kecil ini.
Nah, mitos dari Gerojokan Sewu itu adalah “apabila sepasang kekasih datang ketempat ini untuk berpacaran lalu menyebrang melalui jembatan tersebut,  maka hubungannya tidak akan lama atau mungkin akan putus dan tidak akan sampai di pelaminan”. 

Sebenarnya ini hanyalah mitos, tapi terserah Anda mau mempercayainya atau tidak.  Mitos ini sebenarnya sudah sangat terkenal di tanah jawa, bagi yang percaya mungkin akan menghindar untuk menjadikan air terjun tawangmangu yang berada di Karang Anyar, Solo,  Jawa Tengah ini sebagai tempat berpacaran. Namun bagi yang tidak percaya akan mitos ini banyak pula pasangan kekasih yang menjadikan tempat ini sebagai lokasi menjalin kasih bagi mereka. 
foto: www.fotopedia.com
Yup, itulah Grojokan Sewu di Tawangmangu yang merupakan sebuah kota kecil terletak di bawah lereng Gunung Lawu. Eksotisnya air terjun ternyata mempunyai mitos yang sedikit “mengerikan” bagi kita yangmempunyai pasangan. Namun terlepas dari itu, Tawamanggu ini merupakan andalan dari kabupaten Karanganyar Jawa Tengah sebagai salah satu tempat tujuan wisata yang paling  banyak dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara

Tawangmangu, dengan Grojokan Sewunya dikenal sebagai obyek wisata pegunungan di lereng barat Gunung Lawu yang dapat ditempuh dengan kendaraan darat selama sekitar satu jam dari Kota Surakarta (Solo). Tempat ini sudah dikenal sebagai tempat wisata dari sejak masa kolonial Belanda.
foto: www.kaskus.com
Soal asal muasal nama air terjun itu sendiri diambil dari  bahasa jawa kata “Gerojokan” artinya adalah air terjun atau water fall jika dalam bahasa inggris. Sedangkan kata “Sewu” berarti seribu.  Namun secara harafiahnya, Gerojokan Sewu disini bukan berarti Air terjun ini jumlahnya ada seribu buah. 
Dengan ketinggian dari air terjun ini  yang diperkirakan ketinggiannya sekitar 80 m yang merupakan air terjun tertinggi di Jawa Tengah. Sedang untuk mencapainya kita harus menuruni sekitar 1000 an anak tangga. Di tempat tetirah ini tersedia berbagai sarana pendukung wisata seperti kolam renang dan berbagai bentuk penginapan.  (berbagai sumber)

Air Terjun Pengantin Banyumas dan Jodoh Anda

Menuju lokasi Curug Pengantin Banyumas ini masih bisa terbilang sepi dan sekitar 8 kilometer dari Kecamatan Ajibarang. Jalannya pun menanjak dan belum diaspal. Kendati begitu, air di curug ini tak pernah kering dan selalu mengalir airnya baik musim hujan maupun kemarau.
 Kalau dilihat dari ketinggiannya, memang air terjunnya tidak setinggi air terjun lainnya di wilayah Indonesia dan hanya sekitar dua meter tingginya. Namun yang istimewa dari air terjun ini lantaran warga yang tinggal di sekitaran air terjun itu mempercayai apabila  mandi di Curug Pengantin ini bisa untuk menolak bala atau kesialan. Selain itu,jika kita mandi di sini dapat mempercepat dapat jodoh.

Sumber gambar: www.purwokertonews.com
Dan biasanya mereka yang mempercayai hal itu melakukan tirakat mandi di Curug Pengantin ramai pada malam Jumat Kliwon antara jam dua belas malam hingga jam dua dini hari. Bahkan untuk lebih memudahkan mandi, di sebelah curug dibuat pancuran dari bambu. Keampuhan mandi disana pun diperkuat oleh Sesepuh Desa Parduli  yang mengatakan kepercayaan warga akan keistimewaan Curug Pengantin untuk menolak bala dan mendatangkan jodoh sudah turun-temurun sejak lama.

Selain bisa cepat dapat jodoh, khasiat mandi di Curug Pengantin ini juga dipercaya dapat menyelesaikan masalah. Kalau ada masalah dalam rumah tangga atau persoalan hidup lainnya, maka permasalahannya akan segera teratasi jika sudah melakukan tirakat disini.

Alkisah, kenapa air terjun ini dinamakan Curug Pengantin karena  dulunya pada tahun 1960-an ada sepasang pengantin muda yang mandi di tempat tersebut. Namun entah kenapa kemudian keduanya menghilang atau muksa, tanpa diketahui kemana dan oleh sebab apa mereka berdua menghilang. Sejak kejadian itulah, warga yang bertempat tinggal tak jauh dari lokasi air terjun tersebut dinamai Curug Pengantin.(berbagai sumber)

Bertemu Tiga Bidadari Halmahera

Ngomong-ngomong soal air terjun, kalau di Bandungan tepatnya di Desa Kesenang itu ada air terjun 7 bidadari, nah di Halmahera ada Air Terjun Tiga Bidadari. Lagi-lagi ada nama bidadari di belakangnya, eitss  tapi jangan salah terciptanya nama bidadari itu ada ceritanya lho.

Konon menurut cerita yang beredar di tengah masyarakat, dulu ada perempuan cantik yang berambut panjang yang cantik dari kayangan yang mandi disana.  Cerita ini mengiiringi keindahan air terjun yang oleh warga sekitar yang akhirnya  dijuluki sebagai "Bidadari". Cerita turun-temurun ini memang layak mewakili kesegaran air yang jatuh dari sela-sela batu kapur tersebut.

Sumber gambar: www.csrbusinessindonesia.com
Selain menyajikan keindahan alam yang alami, akses lokasinya bisa dicapai baik dengan sepeda motor maupun mobil. Air Terjun Tiga Bidadari terletak di desa Dakaino, Kecamatan Wasile Timur, Kabupaten Halmahera Timur atau sekitar 45 km dari Bandara Buli.

Saat akan memasuki jalan menuju air terjun mata anda akan disuguhi panorama alam pedesaan  yang asri yaitu berupa hamparan sawah yang terbentang luas dengan latar belakang perbukitan hijau. Kemudian setelah sampai diujung desa kita akan melihat sebuah bendungan yang mengairi sawah-sawah tersebut. Sehingga tidak heran daerah ini menjadi lumbung padi untuk Maluku Utara. Setelah itu jalan mulai menanjak untuk mencapai lokasi air terjun. Pepohonan besar berdiri kekar menyambut kedatangan kami saat memasuki Air Terjun Tiga Bidadari.

Di obyek wisata ini kita dapat berjalan-jalan dengan dipandu oleh penduduk sekitar yang sudah mengenal daerah obyek wisata air terjun tersebut. Anda dapat menikmati keindahan air terjun yang alami tersebut dan alam sekitarnya dengan menyusuri sepanjang aliran airnya. Anda bisa memulai dari atas sampai kebawah, atau sebaliknya. Air terjun ini terdiri dari bebatuan kapur yang memiliki ketinggian sekitar 100 meter, lebar atas 8 meter dan lebar bawah sekitar 20 meter . Yahhh, Indahnya air terjun yang masih alami dan udara sejuk dikawasan ini tidak heran lah kalau bidadari pun mampir ke tempat ini. (berbagai sumber)

Air terjun Bidadari Langhat

Pernah kah anda menyaksikan film lama yang berjudul Si Pahit Lidah. Di salah satu scenenya ada yang berlatar belakang sebuah air terjun yang indah. Nah, ternyata air terjun yang terekam dalam film itu adalah air terjun Bidadari yang berada di Kabupaten Langhat, Sumatera Selatan
Seperti air terjun di Kendal dan Kendari, air terjun ini sebelas dua belas dengan dua air terjun itu. Lagi-lagi memakai nama bidadari dibelakangnya. Kenapa? Mungkin jawabannya lagi-lagi juga ada pada legenda yang hidup disana. Coba anda tanyakan sekali-sekalai ke penduduk setempat mungkin sedikit pencerahan akan anda dapatkan.
Keindahan Air Terjun Bidadari memang menjadi daya tariknya tersendiri. Mungkin saking indahnya jadi tidak mengherankan juga sang sutradara film itu menggunakan tempat ini untuk syuting filmnya. Untuk kesana, lokasinya tidaklah terlalu sulit untuk dicapai.   Air terjun bidadari ini terletak di desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang kurang lebih 8 km dari kota Lahat. Untuk kita bisa  mencapai lokasi air terjun andaharus berjalan ke cekungan sungai sekitar 100 meter.
Sesampainya anda di lokasi, di sekitaran air terjun anda tidak hanya akan menemui satu air terjun saja melainkan ada 3 air terjun dengan nama yang berbeda-beda, ada yang bernama Air Terjun Bujang Gadis, Air Terjun Sumbing dan Air Terjun Naga.

Sumber Gambar:bonajosu.blogspot.com
Dengan dipandu penduduk lokal yang sudah mengenal daerah tersebut, anda dapat menikmati keindahan ke 4 air terjun yang alami tersebut dan alam sekitarnya dengan menyusuri sepanjang aliran airnya. Anda bisa memulai dari atas (Air Terjun Bidadari) sampai kebawah (Air Terjun Naga), atau sebaliknya. 
Untuk Air Terjun Bujang Gadis berjarak lebih kurang 30 m dari Air Terjun Bidadari.  Sedangkan Air Terjun Sumbing berjarak kurang lebih 80 m dari Air Terjun Bujang Gadis.  Dan Air Terjun Naga berjarak lebih kurang 50 m dari Air Terjun Sumbing. Pengalaman menyusuri air terjun tersebut akan menjadi pengalaman tambahan bagi anda yang senang berpetualang dan menyukai tantangan.(berbagai sumber)

Air Terjun “Bidadari” Moramo

Kenapa banyak air terjun di negeri tercinta kita ini identik dengan legenda bidadari?  Belum cukup dengan Air Terjun 7 Bidadari yang ada di Bandungan, ehh ada lagi air terjun yang bawa-bawa nama bidadari dalam legendanya.

Kali ini adalah Air Terjun Morano yang terletak di kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Konon, dulunya air terjun yang terletak di hutan Suaka Alam Tanjung Peropa ini terkenal dengan legenda tempat mandinya para bidadari yang cantik. Yah, namanya juga legenda ya terserah anda juga mau mempercayai nya atau tidak.
Bagaimana caranya kita kesana? Yang jelas anda harus berada terlebih dahulu di kota Kendari, Sulawesi. Nah, dari Kendari air terjun ini berjarak sekitar 60 km dari sana. Untuk mencapai lokasinya anda bisa menggunakan mobil pribadi atau mencarter mobil-mobil. Pasalnya, angkutan umum yang menuju ke sana sangatlah jarang jadi harus mencarter mobil carteran.

 Dalam perjalanan mata kita dijamu dengan pemandangan indah dalam menuju ke Moramo. Sayangnya, jalanan di sana kurang baik sehingga agak sulit dilewati dan memperlambat laju kendaraan. Jalan menuju air terjun tidaklah sulit dan lama, hanya memakan waktu kurang lebih 20 menit dari bawah.


Sumber foto: www.travel.detik.com 
Namun terlepas dari itu, air terjun ini cukup tinggi juga lho, yaitu mencapai 100 meter. Kalau dilihat kasat mata sihh ada tujuh tingkatan,, tetapi ada yang bilang undakannya sampai 10 tingkat. Nah, inilah salah satu keunikannya bentuk undakannya yang banyak.

 Air terjun ini  sendiri luasnya 38.937 Ha kali pertama ditemukan oleh warga transmigran asal Jawa sekitar 1980-1982 saat membuka hutan untuk memasang jerat anoa. Setelah pembuatan jalan ke lokasi pada tahun 1989, pada tahun 1990 air terjun mulai dibuka sebagai obyek wisata. Dari airnya yang kehijauan, aroma dedaunan yang segar, hawa yang dingin, dan keanekaragaman hayati di dalamnya, tidak  heran juga sih kalau bidadari senang main ke situ.
Suasana di sekitar air terjun sangat tenang dan alami. Kita akan ditemani oleh suara gemerincik air terjun  dan dinginnya airnya pun dapat anda rasakan.  Tak puas berada di bawah dan ingin naik ke atasnya, dengan daerah bebatuan di sekitar air terjun tidak licin anda pun bisa menjelajahi setiap tingkatan di air terjun ini.  Pesona Air Terjun Morano pun dipercantik dengan banyaknya kupu-kupu yang terbang bebas di sekitar kawasan ini. Jika beruntung, anda dapat melihat pelangi sebagai biasan cahaya di sekitar air terjun. (berbagai sumber)

Goa Penebus Dosa dan Air Terjun 7 Bidadari

Bosan dengan hiruk pikuk Kota Semarang, Jawa Tengah yang panas dan ingin pergi sambil menikmati udara nan sejuk sekaligus merasakan suasana pedesaan yang asri, Air Terjun 7 Bidadari di desa Keseneng, Kecamatan Sumowono sudah selayaknya masuk dalam agenda destinasi liburan anda di akhir pekan. Pasalnya, berlokasi di wilayah pegunungan dan hanya beberapa kilometer saja dari kota Bandungan yang dingin objek wisata ini tak ayal lagi dapat memberikan suasana penyegaran yang baru bagi anda.
Karcis masuk lokasi wisata ini pun cukup terjangkau oleh kocek anda hanya Rp.2000 , anda dapat menjelajah kesana kemari. Bagi anda yang merasa lelah ada baiknya juga anda bisa memanfaatkan fasilitas rumah sewaan/Homestay yang ditawarkan oleh masyarakat setempat dengan harga 50 ribu untuk satu orang selama sehari.

Mengenai asal muasal nama air terjun Air terjun atau Curug 7 Bidadari ini tidak lepas dari cerita rakyat yang hidup di desa keseneng, alkisah pada dahulu kala ada seoarang bidadari yang terkena kutukan, lalu bidadari yang terkena kutuk itu bersama keenam bidadari lainnya turun ke curug atau air terjun untuk menghilangkan kutukan yang dialamatkan kepadanya, kemudian mereka mandi di curug, yang akhirnya diberi nama curug tujuh bidadari.




Selain curug 7 bidadari, tepat di jalan masuk terpampang papan nama sebuah makam. Adalah makam Kyai Mandung, salah seoarang sesepuh desa keseneng yang makamnya dikeramatkan. Jalan menuju makam Kyai Mandung dan area makam. 200 meter dari parkir. jalan setapak berundak berjumlah 85 anak tangga. Di area makam terdapat 4 makam dan  Makam kyai Mandung dikelilingi dengan pagar bamboo. Area makam diatas bukit ini kira-kira seluas 150 meter persegi.

Masih dalam lokasi yang sama, tidak jauh dari air terjun 7 bidadari terdapat sumber mata air bertuah. 100 meter dari jalan ke dusun Tlawah,dusun tetangga desa keseneng. Terletak dibawah jalan dengan akses masuk berupa jalan setapak berundak, 50 meter dari jalan ke dusun Tlawah, kecuraman sekitar 45 derajat. Bentuk sumber air ini tidak bulat simetris dan cenderung lonjong, seperti batu yang cekung sedalam 90 cm.

Sekilas air itu keluar dari sebuah batu dan menurut kepercayaan dapat menyembuhkan segala macam penyakit dapat mempercantik wajah sehingga awet muda, memperlancar usaha untuk mencari rejeki, memperoleh ketentraman batin dan bagi yang belum punya pasangan sangat baik untuk mencari jodoh. Tak heran pendopo di samping sumber air bertuah itu terdapat botol-botol minuman bekas yang siap menampung air bertuah itu untuk diambil para pengunjungyang ingin merasakan khasiatnya.

Mata Air Kedung Wali yang dipercaya warga sebagai tempat pengambilan air wudlu Kyai Mandung sesepuh Desa Keseneng. Entah sebelumnya dipakai untuk apa. Kyai Mandung sendiri disemayamkan di makam Gumuk sejati, dan setiap dua tahun sekali dimakam ini diselenggarakan selamatan dengan menyembelih Kambing Kendhit.Tidak jauh dari lokasi air terjun 7 bidadari, beberapa kilometer dari desa keseneng, terdapat pula air Terjun Pangleburgongso. yang konon air terjun setinggi kurang lebih 4 meter ini berhubungan dengan cerita Ramayana tentang Aditya Kumbokarno yang diusir Rahwana kemudian bertapa di Gua Pangleburgongso atau Gua Penebus Dosa.

 Dan memang persis di kanan bawah air terjun ini terdapat goa yang terlihat masih perawan dengan pintu masuk kecil yang ditutupi oleh gundukan tanah” untuk masuk ke dalamnya memang harus digali dulu tanahnya karena tertutupi, merangkak kali pertama masuknya, setelah itu baru bisa berdiri”. Kata Ariono (warga lokal desa keseneng).

.Goa penebus dosa yang diprediksi dalamnya bisa mencapai ratusan meter ini juga menurut salah seoarang penduduk yang pernah masuk ke dalam goa juga terdapat ukiran-ukiran kuno di dinding goa.” Salah seoarang penduduk desa disini pernah coba masuk dan melihatnya” kata Ariono.

Angkor Wat, Keajaiban Dunia di Kamboja


Kuil satu ini memang tampak berbeda. Bentuknya sekilas mirip piramid yang sangat besar. Maklum, lokasi kuil ini memang sangat luas. Di sepanjang jalan lintasan yang mengarah pada pintu masuk terdapat pagar yang berbentuk ular raksasa. Ini diyakini sebagai lambang kesuburan. Kuil ini terdiri atas sebuah bangunan tinggi dan sejumlah bangunan kecil di sekitarnya. Bangunan ini tersusun dalam serangkaian yang terdiri dari tiga lantai dan ada lima menara di atasnya. Di sekeliling bangunan itu terdapat ukiran-ukiran indah di atas batu. Bahkan, pada dinding ada pula ukiran yang melukiskan mitologi Hindu. Kuil indah itu bernama Angkor Wat. Letaknya di sebelah barat daya ibu kota Kamboja, Phnom Penh.

Sebelum akhirnya ditemukan, Angkor Wat benar-benar tertutup untuk dunia asing. Hutan rimba lebat menutupi kawasan yang terletak di pusat Kamboja itu. Orang Prancis merupakan orang asing pertama yang berhasil mengungkap keberadaan Angkor. Ini pun gara-gara mereka mendengar cerita dari rakyat setempat tentang ''kuil yang dibangun oleh dewa-dewa atau raksasa.'' Untuk pertama kali, kuil Angkor Watditemukan oleh seorang ahli tumbuhan dari Prancis bernama Henri Mahout pada 1860. Sempat juga terjadi perdebatan tentang siapa yang membangun kuil ini. Ada yang bilang Angkor Wat dibangun oleh orang yang menjajah Kamboja ribuan tahun lalu, tapi belakangan para ahli sejarah menyatakan kuil ini dibangun sendiri oleh rakyat Kamboja.

Rupanya, Angkor adalah ibu kota Kerajaan Khmer sejak kota itu berdiri pada 880 Masehi hingga 1225. Sejarah Angkor Wat bermula sejak berdirinya Kerajaan Funan. Kerajaan ini dibentuk oleh seorang warga India. Dalam kurun waktu ratusan tahun kemudian, kerajaan yang menguasai Angkor Wat silih berganti. Sepanjang waktu itu, keinginan untuk memperluas kuil terus berlanjut. Banyak kuil yang dibangun. Namun, kuil yang paling terkenal tetap Angkor Wat yang juga merupakan persembahan untuk dewa Hindu, Wisnu. Boleh dibilang Angkor Wat adalah buah karya paling hebat di antara bangunan kuil Khmer yang lain. Saat ini sebagian sejarah Angkor Wat masih menjadi misteri. Namun, karena Kamboja juga makin berkembang, pelan-pelan misteri mulai menghilang.


Angkor Wat adalah salah satu dari banyak candi yang ada di kawasan Yasodharapura sebuah kawasan peninggalan sejarah di wilayah Siem Reap. Menurut catatan sejarah, kompleks candi-candi tersebut dibangun antara abad ke-6 sampai ke-13.
Untuk mengunjunginya sangat mustahil jika hanya berjalan kaki, karena jarak antara antara satu candi dengan candi lainnya cukup jauh. Selain sepeda, ada juga ojek sepeda motor dan sepeda botor becak. Untuk sepeda disewakan seharga 4 dolar AS/hari, ojek sepeda motor 7 dolar AS/hari.

Tiket masuk lokasi kompleks (Candi Angkor Wat dan beberapa candi lainnya) dibagi dalam 3 jenis: 1 hari (20 dolar), 3 hari (40 dolar), dan 1 minggu (60 dolar). Sebetulnya sangat mustahil mengunjungi kompleks dalam waktu satu hari karena begitu banyaknya obyek yang harus dikunjungi, yaitu Angkor Wat itu sendiri, juga Angkor Thom (Bayon), Ta Prohm, Banteay Srei, Elephant Terrace, Baray Barat, Baray Selatan dan masih banyak lagi candi yang semuanya berada dalam kompleks Yasodharapura atau lebih dikenal dengan kompleks Angkor Wat.

Angkor Wat melambangkan ciri keagamaan Hindu dengan menara utama yang melambangkan Gunung Meru, pusat seluruh kegiatan menurut hinduisme. Halaman dikelilingi dinding dan terusan yang berfungsi bukan saja sebagai penghadang, tetapi juga sebagai lambang Gunung Meru yang dikelilingi oleh banjaran dan lautan, sebagaimana digambarkan oleh kepercayaan Hindu. Terdapat sebuah parit dan dinding yang dilukis indah mengelilingi lima kuil utama.

Jalan masuk utama memiliki panjang setengah kilometer. Gerbang memiliki lambang jembatan pelangi yang dalam kepercayaan Hindu diartikan sebagai hubungan di antara alam gaib dengan nyata, atau antara alam dewa dengan manusia. Di sepanjang dinding bangunan pertama terdapat banyak relief yang antara lain menggambarkan Raja Suryavarman II menjadi raja, kemudian relief tentang pasukan Khmer, relief tentang surga dan negara, dan banyak lagi. Patung Dewa Wisnu dengan delapan tangan menghiasi salah satu ruangan di bangunan pertama dari Angkor Wat.

Angkor Wat dibina oleh Raja Suryavarman II pada pertengahan abad ke 12. Pembinaan Angkor Wat memakan masa selama 30 tahun. Angkor Wat terletak di dataran Angkor yang juga dipenuhi binaan kuil-kuil yang indah-indah, tetapi Angkor Wat merupakan kuil yang paling terkenal di dataran Angkor.Ia merupakan bangunan keagamaan yang terbesar di dunia dan juga merupakan satu hasil binaan tunggal yang terbesar di Asia Tenggara. Raja Suryavarman II membina Angkor Wat menurut kepercayaan Hindu yang meletakkan gunung Meru sebagai pusat dunia dan merupakan tempat tinggal dewa-dewi Hindu, dengan itu menara tengah Angkor Watadalah menara tertinggi dan merupakan menara utama dalam binaan Angkor Wat. Di bawah pemerintahan Jayawarman VII telah terlaksana pembinaan kompleks Angkor Thom dengan temboknya sepanjang 10 batu, Bayon yang mempunyai banyak menara, dan lain-lain kuil yang tidak terkira banyaknya.

Sebagaimana dongeng gunung Meru, kawasan kuil Angkor Wat dikelilingi oleh dinding dan terusan yang mewakili lautan dan gunung yang mengelilingi dunia. Jalan masuk utama ke Angkor Wat yang sepanjang setengah kilometer dihiasi susur pemegang tangan dan diapit oleh tasik buatan manusia yang dikenali sebagai Barays. Jalan masuk ke kuil Angkor Wat melalui pintu gerbang, mewakili jambatan pelangi yang menyambungkan antara alam dunia dengan alam dewa-dewa. Kuil Angkor pernah dijajah oleh Siam pada tahun 1431.

Wisata Budaya Kraton Yogyakarta

 
Wisata budaya kraton Yogyakarta – Yogyakarta atau Jogja memiliki beberapa wisata unggulan, salah satunya adalah wisata budaya atau wisata sejarah. Kraton adalah obyek wisata sejarah dan budaya, Kraton sendiri merupakan istana dan tempat tinggal Sultan Hamengku Buwana dan keluarganya, sementara itu Kraton telah berdiri sejak tahun 1756. Banyak wisatawan asing dari berbagai negara maupun wisatawan lokal yang berkunjung ke Kraton untuk mengetahui keindahan arsitektur bangunan keraton maupun menyaksikan adat dan budaya Kraton
Akses menuju kraton Jogja
Kraton terletak di tengah-tengah kota Yogyakarta. Anda bisa menggunakan taksi, becak, andong atau delman, angkutan umum, dan bus, yang banyak tersedia di pusat kota Yogyakarta, bisa juga dengan kendaraan pribadi, atau berjalan kaki.
Fasilitas yang ada di kraton Yogyakarta
Jasa Pemandu, kios-kios penjual cindera mata, toko souvenir, dsb.
Kegiatan yang dapat dilakukan di Kraton
Anda dapat berkeliling di kawasan Kraton bersama pemandu untuk melihat bangunan-bangunan sejarah di Kraton serta mengetahui adat dan budaya Kraton, setelah berkeliling anda juga bisa berbelanja souvenir khas Kraton yang terdapat di dalam Kraton atau di luar Kawasan Kraton.

Bila ingin mengunjungi tempat ini sebaiknya berpakaian sopan,  jangan memakai celana pendek di atas lutut dan sebaiknya tidak mamakai sandal jepit. Kraton buka dari Senin sampai Minggu pukul 08.00-14.00, kecuali hari Jum’at Kraton hanya buka sampai pukul 12.00.

Machu Picchu, Legenda Kota Inca yang Hilang

Machu Picchu (Gunung Tua dalam bahasa Quechua atau Kota Inca yang hilang) terletak 2.350 meter di atas permukaan laut di puncak bukit kecil di antara pegunungan Andes. Machu Picchu adalah sebuah lokasi reruntuhan Inca yang terletak di atas lembah Urubamba di Peru, sekitar 70 km barat laut Cusco.
Alkisah sebelum pasukan Spanyol tiba, cacar menyebar di antara penduduk Inca pada tahun 1527. Lima puluh persen penduduk terbunuh oleh penyakit ini.
Kegagalan pemerintah dalam mengatasi kemelut ini melahirkan pemberontakan hingga jatuh ke dalam perang saudara. Pada saat sang penakluk Inca, Pizzaro, tiba di Cuzco pada tahun 1532, Machu Picchu sudah dilupakan.
Seperti dilansir laman peru-machu-picchu.com, Machu Picchu ditemukan kembali pada tahun 1911 oleh Hiram Bingham, seorang profesor dari Yale. Saat itu Bingham tengah mencari Vilcabamba, benteng terakhir yang belum ditemukan dari kerajaan Inca. Ketika menemukan Machu Picchu, Bingham berpikir bahwa ia telah menemukan Vilcabamba.
Dari hasil penelusuran, Machu Picchu tampaknya telah dimanfaatkan oleh Inca sebagai kota upacara rahasia yang bersifat sakral.
Kemungkinan besar Machu Picchu merupakan tempat pelatihan pendeta atau pengantin bangsawan Inca. Pemeriksaan tulang menunjukkan kesamaan dengan tulang laki-laki, sehingga Machu Picchu tidak semata-mata sebuah kuil atau tempat tinggal perempuan.
Salah satu fungsi utama Machu Picchu adalah observatorium astronomi. Batu Intihuatana (berarti ‘Pos Matahari’) terbukti menjadi indikator periode langit yang tepat. Adapun Intihuatana (Saywa atau batu Sukhanka) dirancang untuk menghalangi matahari. Pada periode ini, suku Inca mengadakan upacara di batu di mana mereka "terikat matahari” untuk menghentikan gerakan langit utara.
Machu Picchu terdiri dari sekitar 200 bangunan yang memiliki dinding polygonal dengan  karakteristik periode Inca. Bangunan berbobot 50 ton (atau lebih) ini dibangun dengan ketelitian sehingga sebilah pisau tipis pun tak dapat menembus dinding-dindingnya.
Machu Picchu terbagi menjadi tiga area: pertanian, perkotaan, dan agama dengan struktur yang diatur sedemikian rupa sehingga fungsi bangunan sesuai dengan bentuk lingkungan.
Suku Inca menanam tanaman seperti kentang dan jagung di Machu Picchu. Untuk mendapatkan hasil setinggi mungkin, mereka menggunakan metode terasering maju dan irigasi untuk mengurangi erosi dan meningkatkan area budidaya.
Terasering dan saluran air pertanian memanfaatkan lereng alam. Daerah bangunan ditempati oleh kaum petani dan guru, anak-anak, dan imam. Daerah religius yang paling penting terletak di puncak bukit, dengan pemandangan lembah Urubamba yang subur.
Satu hal yang unik tentang Machu Picchu adalah arsitektur lanskapnya. Formasi batu digunakan dalam pembangunan struktur, patung-patung, waduk, dan kuil-kuil yang menggantung di tebing curam. Bentuk atap rumah-rumah yang terbuat dari jerami dan pintu dan jendela yang berbentuk trapesium juga tidak biasa.
Para pejalan kaki, wisatawan, dan penjelajah dapat menyusuri jalan dengan menggunakan Inca Trail. Pemandangan kuil, ladang, teras, dan kamar mandi seolah membawa Anda ke dunia lain. Perpaduan bukit dan artefak-artefak ini nampak seperti surga hijau yang halus dan elegan.
Dengan keunikan ini, Machu Picchu pun ditunjuk sebagai Situs Warisan dunia UNESCO sejak tahun 1983. Machu Picchu juga dinobatkan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia yang baru.

Petra Yordania, Kota Kuno yang Hilang Kembali Ditemukan

Kota kuno Petra yang berlokasi di negara Yordania dan dapat dikunjungi dalam waktu 3-5 jam dari kota Amman, Yordania. Kota kuno Petra dahulu adalah ibukota dari suku Nabatean yang merupakan rumpun dari suku Arab sebelum kedatangan Romawi. Didirikan oleh raja Aretas IV disebuah lembah batu cadas dengan memahat dinding batu dan menggali serta mengukir lembah tersebut dengan indahnya.   Petra juga memiliki sistem pengairan baik dimana terdapat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota serta teknologi hidrolik mengangkat air sehingga dapat menghindari banjir. Masyarakat Petra kuno memiliki tuhan yang bernama Dushara (dzu As Shara/Dusares) yang diwujudkan sebagai berhala berbentuk batu hitam dan Allat , dewi bangsa Arab kuno.
Tahun 106 Masehi Romawi merebut Petra. Perlahan menghilang  dan sempat menjadi legenda. Nabi besar Islam yaitu Nabi Muhammad SAW dikabarkan pernah mengunjungi Petra bersama pamannya pada usia 10 tahun. Setelah era perang salib, Petra tidak diketahui keberadaannya hingga 500 tahun oleh dunia. Petra hanya diketahui oleh suku badui Arab saja. Dan pada tahun 1812, petualang Swiss Johann Burckhardt memasuki kota itu dengan menyamar sebagai seorang muslim.

Back To Top