Kopi ohh kopi, sepertinya minuman
yang satu ini sudah cukup melegenda dan membudaya di antara kita semua.
Siapa yang tidak pernah mencicipi kopi, rasanya sangat jarang dan
hampir semua orang pernah merasakan hitamnya sebuah kopi. Dari rakyat
kecil yang tinggal di pinggiran sungai sampai mereka yang tinggal dalam
perumahan mewah.
Keberadanya di negeri ini terbilang sudah lama, diawali dengan
bercokolnya kaum penjajah yang ingin menjadikan kopi sebagai komoditas
dagangan yang laris di pasaran Internasional dan akhirnya perkembangan
pun merata di hampir setiap kota karena para opurtunis melihat kopi
dapat dijadikan sebagai lahan bisnisnya.
Kedai kopi pun bertebaran di kota-kota besar Indonesia, dari yang
dijajakan di pinggiran sudut jalan sampai yang masuk dalam sebuah
pertokoan. Namun seiring roda zaman yang terus berputar kedai-kedai kopi
itu pun sepertinya tak mampu bertahan dan hanya sebagian kecilnya saja
yang sampai sekarang masih melayani para pembelinya.
Tentu, sebuah prestasi tersendiri bagi kedai-kedai yang buka sampai
detik ini, terlebih lagi cita rasa kopi itu masih dipertahankan
sedemikian rupa dari awal kedai kopi itu berdiri. Nah, ingin tahu
bagaimana rasanya menyelami sejarah dalam pekatnya sebuah kopi tua, di
bawah ini ada beberapa kedai kopi yang siap melayani anda dengan sajian
kopinya yang khas berselera.
1.Kedai Kopi Tung Tau
Nama warung kopi diambil dari nama pemiliknya yang bernama Fung Tung Tau
yang merintis dagangannya dari tahun 1938 di Jalan Sungailiat, Bangka.
Kedai miliknya saat ini sudah dikelola oleh tiga generasi. Dirinya
sendiri kemudian dilanjutkan oleh generasi kedua Budjang Bunawan pada
tahun 1950 dan tahun 1980 dilanjutkan oleh istinya yang bernama Maria
Matalia. Setelah itu sejak tahun 2010 warung kopi itu dilanjutkan oleh
generasi ketiga yaitu Tedy, anak bungsu dari pasangan Budjang dan Maria.
sumber foto:www.uknowmj.blogspot.com |
Kedai kopi ini sangat bersahaja jika dilihat dari tampilannya yang hanya
tersusun oleh meja kayu dan kursi plastik. Tapi nuansa seperti ini
ternyata membuat banyak orang betah berlama-lama ngopi di sana. Ditambah
lagi kedai kopi pertama di Bangka ini terbuka untuk segala lapisan
masyarakat, mulai dari pejabat dan politisi lokal, pengusaha sampai
para wisatawan.
Biji kopi yang diolah Kopi Tung Tau dibuat dari biji kopi pilihan, jadi
bukan sembarang biji kopi. Untuk membuat kopinya, biji kopi itu digiling
secara tradisional dan diracik dengan resep dan cara tradisional
sehingga memiliki cita rasa sendiri yang khas.
Selain kopi sebagai sajian utamanya, warung ini juga punya sajian utama, yaitu roti bakar. Rotinya itu berupa roti bantal. Roti ini disajikan dengan berbagai selai yang diracik sendiri sesuai dengan keingan pelanggan. Warung kopi Tung Tau kini memiliki dua cabang di kota Pangkalpinang. Cabang pertama di Jalan Sudirman No. 74 dan satu lagi berada di Jalan Depati Hamzah-Semabung.
Selain kopi sebagai sajian utamanya, warung ini juga punya sajian utama, yaitu roti bakar. Rotinya itu berupa roti bantal. Roti ini disajikan dengan berbagai selai yang diracik sendiri sesuai dengan keingan pelanggan. Warung kopi Tung Tau kini memiliki dua cabang di kota Pangkalpinang. Cabang pertama di Jalan Sudirman No. 74 dan satu lagi berada di Jalan Depati Hamzah-Semabung.
2.Kedai Kopi Tiam Medan
Kita tinggalkan Bangka dan menuju ke Medan. Di kota ini terdapat warung kopi Tiam Ong yang berdiri sejak tahun 1968 di kediaman Ong Cin Kie
yang sekaligus pemilik warung kopi ini. Ong memberi nama warung kopinya
ini sesuai dengan namanya, sedangkan Kopi Tiam berasal dari dialek
Hokkian yang dibaca Ka Pe Tiam. Memberi nama kedai kopi dengan nama
marga merupakan kebiasaan etnis Tionghoa yang dibawa dari tanah
leluhurnya, begitu pula dengan Ong Cin Kie
Seperti Kedai Kopi Tung Tau, Kedai Kopi Tiam Ong pun setali tiga uang.
Dari luar warung kopi ini terlihat sederhana. Namun di dalamnya anda
akan tersedot dalam pusaran masa lalu seakan-akan berada di awal abad
ke-20 dengan barisan meja yang terbuat dari batu marmer dan kursi kayu
yang didesain dengan model zaman dulu
Tak hanya itu, kesan di masa lalu pun akan semakin mengental lantaran
anda akan disinari pancaran lampu ruangan yang ditutupi sangkar burung
dan ditemani oleh ornamen-ornaman antik dipajang di sudut kiri dan kanan
kedai. Sebut saja telepon tua, sempoa zaman dahulu, terompet renta,
setrika arang, gramaphone dan yang lainnya.
Apa menu andalan di kedai kopi ini? menu andalan ini salah satunya adalah Kopi Terbalik.
Kopi ini merupakan kopi Aceh yang dihidangkan dengan gelas terbalik
yang dibawahnya terdapat piring kecil. Kopi pun diseruput keluar dari
dalam gelas terbalik melalui piring kecil itu sedikit demi sedikit.
Selain kopi terbalik, kedai kopi ini juga menyajikan Kopi Berempah,
yaitu kopi yang dicampurkan dengan bermacam-macam rempah seperti kayu
manis dan cengkeh. Belum lagi dengan sajian Kopi Bandrek yang merupakan
campuran kopi, susu dan jahe. Rasanya pun akan semakin membuat anda
berbetah-betah di kedai ini.
Oh iya, jika merasa lapar saat anda sedang asiknya menyeruput kopi,
tidak perlu kuatir karena kedai kopi ini juga menyediakan camilan yang
cukup mengenyangkan perut. Mulai dari Loempia Kejoe Tjoklat yang
merupakan lumpia yang berisi sayuran dan keju dan diberikan coklat
sebagai hiasan di bagian atasnya, Oebi Goreng dan yang lainnya.
Soal harga tak perlu dipersoalkan, masing-masing harga sajiannya cukup
bersahabat dengan kantong. Begitu pula dengan pelayanan dan
keramahtamahan dari para pelayan-pelayannya. Jadi anda yang mengaku
maniak kopi dan kebetulan berada di Medan, jangan lupa untuk mampir ke
kedai kopi ini. (berbagai sumber)
BalasHapusingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di fanspoker.com
add pin bb 55F97BD0 ditunggu ya