Komplek Istano Basa Pagaruyung yang mulai dibangun pada tanggal 27 Desember 1976 ini adalah nama tempat tinggal keluarga kerajaan Minangkabau yang sekaligus menjadi Pusat Kerajaan Minangkabau pada masanya, konstruksi bangunannya berbeda dengan rumah tempat tinggal rakyat.
Dimasa Kerajaan Minangkabau Istano Basa Pagaruyung memainkan peran ganda, sebagai rumah tempat tinggal keluarga kerajaan dan sebagai Pusat Pemerintahan. Kerajaan Minangkabau yang dipimpin oleh seorang raja yang dikenal “Rajo Alam“ atau “Raja Diraja Kerajaan Minangkabau“.
Kepimpinan Rajo Alam dikenal dengan
“Tali Tigo Sapilin“ dan Pemerintahannya dikenal dengan “Tungku Tigo
Sajarangan“. Rumah Gadang Minangkabau dibangun berdasarkan mufakat
semua anggota kaum dan atas persetujuan Panghulu Nagari dan dibiayai
oleh Suku ( paruik ) serta Rumah Gadang berfungsi sebagai tempat
pelaksanaan adat dalam kehidupan masyarakat, dan Rumah Gadang merupakan
bukti nyata kemampuan adat dalam mempersatukan kepentingan, inspirasi
dan kebutuhan anggota kaum untuk menciptakan iklim dan kehidupan yang
damai, adil dan harmonis dibawah penghulu kaum.
Istano Basa berarti Istana yang besar atau agung. Istana raja alam ini terus menggali beberapa modifikasi dimana istana yang pertama berada di Puncak Bukit Batu Patah ( Bukit yang berada di belakang bangunan istano sekarang ) kemudian pindah ke Ranah Tanjung Bungo Pagaruyung dan terakhir di Gudam.
Istano Basa Pagaruyung sekarang
merupakan duplikat dari istano yang dibakar oleh Belanda tahun 1804
bertempat di Gudam. Pada tahun 1976 Istano Basa Pagaruyung dibangun
kembali yang lahir dari pemikiran pemerintah dalam rangka melestarikan
nilai-nilai adat, seni dan budaya serta sejarah Minangkabau bertempat di
Balai Janggo Pagaruyung.
Istano Basa Pagaruyung merupakan objek wisata primadona di Kabupaten Tanah Datar khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya. Istano Basa Pagaruyung terdiri dari 3 ( tiga ) lantai, 72 tonggak serta 11 gonjong. Dilihat dari segi arsitekturnya bangunan Istano Basa Pagaruyung memperlihatkan ciri-ciri khas dibandingkan dengan bangunan Rumah Gadang yang terdapat di Minangkabau. Kekhasan yang dimiliki bangunan ini tersirat dari bentuk fisik bangunan yang dilengkapi ukiran falsafah dan budaya Minangkabau. Istano Basa Pagaruyung dilengkapi dengan Surau, Tabuah Larangan, Rangkiang Patah Sambilan, Tanjung Mamutuih dan Pincuran Tujuah.
Bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Objek Wisata Istano Basa Pagaruyung, sangat mudah dijangkau oleh kendaraan roda 2 ( dua ), kendaraan roda 4 ( empat ) serta kendaraan tradisional “Bendi“ yang terdapat di Kota Batusangkar.
Istano Basa Pagaruyung dapat ditempuh melalui :
1. Kota Padang via Kubu Kerambil + 105 Km
2. Kota Bukittinggi via Simpang Baso + 35 Km
3. Melalui Pintu Gerbang Simpang Piladang berbatasan dengan Wilayah Kabupaten 50 Kota berjarak + 45 Km
nice posting..
BalasHapusa good info :D
agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
BalasHapusayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
pin bbm :2B389877