-->
Home » » Candi Pawon Candi Tempat Menyimpan Senjata Raja

Candi Pawon Candi Tempat Menyimpan Senjata Raja

Sementara sebagian besar candi dibangun sebagai tempat pemujaan atau pun makam maka Candi Pawon ternyata memiliki fungsi yang lain yaitu dibangun sebagai tempat penyimpanan senjata. Senjata tersebut dikenal dengan nama vajranala, yaitu senjata Raja Indera dalam mitologi India yang konon bentuknya serupa halilintar. Candi Pawon yang keberadaannya disebut-sebut di dalam prasasti Karang Tengah (824 M) berlokasi di Desa Brojonalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Pawon yang kokoh disebut-sebut sebagai bagian dari Candi Borobudur sebab reliefnya dipercaya sebagai permulaan relief Candi Borobudur.

Perihal nama candi ini, terdapat banyak penafsiran menyangkut asal-usulnya. J.G. de Casparis, menafsirkan nama Pawon berasal dari bahasa Jawa, yaitu 'awu' yang berarti abu. Kata tersebut kemudian mendapat awalan 'pa' dan akhiran 'an' yang menunjuk pada suatu tempat, yaitu perabuan. Sementara itu, dalam bahasa Jawa percakapan, kata 'pawon' mempunyai arti dapur. Candi Pawon juga memiliki nama lain, yaitu Candi Bajranalan, nama tersebut diduga berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu 'vajra' yang berarti halilintar dan kata 'anala' yang artinya api.

Bangunan suci Buddha ini berjarak tepat 1.750 m dari Candi Borobudur yang super megah itu dan 1.150 m dari Candi Mendut. Lokasinya berada tepat di antara kedua candi itu. Kemiripan motif pahatan atau relief pada ketiga candi tersebut dan letaknya yang berada pada satu poros garis lurus menjadi dasar asumsi bahwa jelas ada keterkaitan yang kuat di antara ketiganya. Poerbatjaraka berpendapat bahwa Candi Pawon merupakan upa angga (bagian dari) Candi Borobudur. Penelitian secara lengkap pada reliefnya menunjukkan bahwa relief pada Candi Pawon merupakan permulaan relief dari Candi Borobudur.

Berbahan batu gunung api, Candi Pawon merupakan monumen Buddha yang dibangun dengan menggabungkan seni arsitektur Hindu Jawa kuno dan India. Candi yang pernah dipugar tahun 1903 dan selesai pada 1904 ini memiliki fitur teras dan tangga yang terbilang lebar. Anda akan disuguhi beragam hiasan stupa dengan relief pada dinding bagian luarnya berupa pohon hayati (kalpataru) yang diapit dengan pundi-pundi dan kinara-kinari. Kinari adalah sebentuk makhluk setengah manusia setengah burung dimana ia berkepala manusia tapi berbadan burung.

0 comment:

Posting Komentar

Back To Top