alah satu hal yang bisa Anda lakukan untuk dapat tetap mengingat Yogyakarta adalah membeli oleh-oleh khas Kota Pelajar ini. Berikut 10 oleh-oleh khas Jogja yang bisa mengingatkan kembali tentang Yogyakarta saat Anda telah tiba di rumah nanti:
1. Bakpia
Bakpia Pathok
Bakpia juga erat hubungannya dengan budaya Tionghoa. Dahulu, bakpia diisi dengan daging babi, namun karena pengaruh Islam di Jawa, isi bakpia kemudian diganti dengan kacang hijau yang telah dicincang dan diberi rasa manis dari gula.
Saat ini, bakpia sudah mengalami banyak perkembangan. Berbagai varian rasa pun mulai diciptakan guna menarik perhatian pembeli. Anda bisa membeli bakpia dengan rasa durian, coklat, keju, kumbu hitam dan berbagai varian rasa lainnya.
Bakpia dapat dengan mudah Anda temui di kawasan Jalan Malioboro, Pasar Beringharjo dan berbagai pusat oleh-oleh yang tersebar di Yogyakarta.
2. Yangko
Yangko
Salah satu produsen yangko yang populer di kota Yogyakarta adalah Yangko Pak Prapto. Yangko Pak Prapto juga disebut sebagai yangko generasi pertama karena telah ada sejak tahun 1921. Anda bisa menemukan Yangko Pak Prapto di Jalan Pramuka No. 82, Yogyakarta. Selain di sini, Anda juga bisa menemukan yangko dengan mudah di segala penjuru kota.
3. Geplak
Geplak
Geplak terbuat dari daging kelapa yang diiris tipis dan dimasak dengan campuaran gula. Saat ini, geplak telah dimodifikasi sehingga tersedia dalam berbagai varian rasa dan warna cerah menggoda. Geplak identik dengan rasanya yang sangat manis, bahkan jika Anda meminum teh manis setelah menyantap geplak, teh yang Anda minum akan terasa tawar.
4. Gudeg Kering
Gudeg
Gudeg sebenarnya ada dua jenis, gudeg basah dan gudeg kering. Untuk dibawa pulang ke kota asal, tentunya gudeg kering lebih cocok. Gudeg kering tak banyak berbeda dari gudeg basah, hanya saja proses memasaknya membutuhkan waktu yang lebih lama dan rasanya yang cenderung lebih manis dari gudeg basah. Gudeg kering bisa bertahan sampai 3 hari, untuk penyimpanan lebih baik diletakkan di lemari es.
Salah satu tempat yang menjual gudeg jenis ini adalah Gudeg Yu Djum yang terletak di Jalan Kaliurang 5, Yogyakarta. Di sini, Anda bisa menyantap gudeg di tempat atau memesan paket untuk di bawa pulang. Gudeg yang dibawa pulang biasanya dikemas dalam besek atau kendil, sesuai keinginan Anda.
5. Coklat Monggo
Coklat Monggo
Coklat Monggo diolah dari biji coklat pilihan yang didapat dari Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Pemilik Coklat Monggo ini merupakan pria berkebangsaan Belgia, sehingga ia tahu benar bagaimana cara meracik coklat yang tepat dan menghasilkan rasa yang nikmat khas coklat di negerinya.
Meskipun pemiliknya orang asing, Coklat Monggo tetap membawa unsur budaya Jawa. Hal ini bisa terlihat dari namanya, ‘monggo’, yang dalam bahasa Jawa berarti ‘silakan’. Hal lainnya terlihat dari kemasan coklat yang menampilkan gambar wayang. Selain itu, Coklat Monggo juga sangat ramah lingkungan. Kemasannya terbuat dari kertas daur ulang bersertifikat yang aman untuk kemasan makanan.
Anda bisa datang ke Jalan Dalem KG III/978, Kotagede, Yogyakarta. Di sini, selain membeli coklat Anda juga bisa melihat langsung proses pembuatan coklat dari dapurnya yang hanya disekat dinding kaca.
6. Salak Pondoh
Salak Pondoh
Menariknya, terdapat satu tempat agrowisata salak pondoh yang terletak di Kampung Gandung, Bangunkerto, Sleman. Kawasan seluas 27 hektar ini memiliki perkebunan salak dilengkapi dengan taman bermain anak, kolam renang dan juga kolam pancing.
Selain dapat membeli salak di kawasan agrowisata, Anda juga bisa dengan mudah menemukan salak pondoh ini di kios-kios buah di sepanjang jalan kota.
7. Batik
Batik tak bisa dilepaskan begitu saja dari Yogyakarta. Batik juga selalu masuk dalam daftar oleh-oleh yang wajib dibeli oleh wisatawan yang datang ke kota ini. Batik tak hanya berupa kain dan pakaian. Kreatifitas warga Yogyakarta menjadikan batik dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk, sebut saja tas, syal dan sandal.Tempat yang bisa Anda kunjungi untuk berburu batik tentu saja kawasan Jalan Malioboro dan Pasar Beringharjo. Selain dua tempat populer ini, Anda bisa mengunjungi Desa Karebet yang merupakan desa wisata penghasil kerajinan batik. Di Desa Karebet, Anda bisa melihat batik tak hanya pada pakaian dan tas. Di sini, batik tampak lebih menarik karena diaplikasikan di kayu dalam bentuk topeng, gelang dan lain-lain.
8. Kerajinan Perak
Kerajinan Perak Jogja
Di Kotagede, Anda bisa mengunjungi show room kerajinan perak atau datang ke rumah-rumah pengrajin secara langsung. Bentuk kerajinan perak di sini sangatlah beragam mulai dari perhiasan sampai hiasan dinding/meja. Kualitasnya pun tak perlu diragukan lagi. Kerajinan perak di sini telah banyak dikirim ke luar negeri sejak zaman Belanda.
9. Gerabah Kasongan
Gerabah Kasongan
Gerabah khas Desa Kasongan ini telah dipercaya memiliki kualitas yang bagus. Gerabah dapat Anda temui dalam beragam bentuk mulai dari guci, vas bunga, lampu hias sampai asbak. Di sini, Anda juga bisa melihat langsung proses pembuatan gerabah mulai dari pembentukan tanah liat sampai pembakaran dan pewarnaan.
10. Kaos Dagadu
Dagadu Jogja
Dagadu sendiri berasal dari bahasa Walikan atau bahasa gaul Yogyakarta, yang berarti ‘matamu’. Hal ini semakin jelas terlihat di logo kaos yang berbentuk sebuah mata.
Untuk tempat pembelian, Anda bisa menemukan kaos ini di Mal Malioboro, Ambarukmo Plaza dan di daerah Pakuningratan yang merupakan lokasi pabriknya berada. Saat ini terdapat banyak sekali kaos abal-abal yang mencatut nama Dagadu. Agar tak tertipu, sebaiknya Anda membeli di tiga tempat tersebut.
0 comment:
Posting Komentar