Pernah mendengar istilah ‘Ambon Manise’? Istilah ini biasa diserukan
untuk memuji kecantikan kota Ambon. Ambon telah disinggahi oleh banyak
bangsa mulai dari Eropa,
Cina sampai Arab karena tertarik dengan kekayaan alam dari ibu kota
Provinsi Maluku ini. Bahkan bangsa Cina di abad ke-7 menyebut daratan
ini sebagai sebuah oasis di tengah lautan. Setelah lebih dari sepuluh abad berlalu, Ambon masih tak kehilangan
pesonanya. Keindahan alamnya terhampar luas, sebut saja Pantai Liang dan
Nusa Pombo yang menawarkan panorama pantai yang luar biasa. Tak hanya
alamnya, Ambon juga menyimpan banyak peninggalan sejarah yang menarik untuk dijelalajahi. Ingin membuktikan betapa manisnya kota ini? Kunjungi 7 tempat wisata di Ambon berikut ini:
Pernah mendengar istilah ‘Ambon Manise’? Istilah ini biasa diserukan
untuk memuji kecantikan kota Ambon. Ambon telah disinggahi oleh banyak
bangsa mulai dari Eropa,
Cina sampai Arab karena tertarik dengan kekayaan alam dari ibu kota
Provinsi Maluku ini. Bahkan bangsa Cina di abad ke-7 menyebut daratan
ini sebagai sebuah oasis di tengah lautan. Setelah lebih dari sepuluh abad berlalu, Ambon masih tak kehilangan
pesonanya. Keindahan alamnya terhampar luas, sebut saja Pantai Liang dan
Nusa Pombo yang menawarkan panorama pantai yang luar biasa. Tak hanya
alamnya, Ambon juga menyimpan banyak peninggalan sejarah yang menarik untuk dijelalajahi. Ingin membuktikan betapa manisnya kota ini? Kunjungi 7 tempat wisata di Ambon berikut ini:

Nusa Pombo bisa ditempuh dalam waktu satu jam dari pelabuhan di Ambon
dengan menggunakan speed boat. Pulau ini tidak berpenghuni, sehingga
Anda sebaiknya membawa bekal makanan dan minuman secukupnya. Jika ingin
menginap, Anda bisa mendirikan tenda di sini. Jangan lupa membawa
perlengkapan berkemah Anda dan bersiaplah melakukan petualangan di sini. Berbagai kegiatan yang bisa Anda lakukan di tempat wisata di Ambon
ini adalah berenang, menyelam, snorkeling dan trekking keliling pulau. Pulau Nusa Pombo dikenal memilliki alam bawah laut yang kaya sehingga menjadinya sebagai tempat menyelam yang menyenangkan.

Pantai yang juga disebut Pantai Hunimua ini pernah dinobatkan oleh PBB sebagai pantai terindah di Indonesia
pada tahun 1991. Tentu hal ini bukan tanpa alasan, tempat wisata di
Ambon ini memiliki hamparan pasir putih dipadu dengan air jernih
kebiruan yang membuat Anda tak pernah bosan menikmati keindahannya. Ombak di pantai ini tidak terlalu besar sehingga cocok untuk bermain
air. Jika tak ingin basah, Anda bisa berjemur di pasirnya yang landai.
Selan itu, deretan pohon rindang yang berjajar di tepi pantai bisa Anda
gunakan untuk berteduh sambil menikmati kuliner setempat. Tempat wisata
ini terletak di Desa Liang, Kecamatan Salahutu, atau sekitar 40 km dari
pusat kota Ambon. Untuk bisa masuk Pantai Liang, Anda harus membayar
15.000 Rupiah.

Masih di kecamatan yang sama dengan Pantai Liang, ada Pantai Natsepa
yang juga menawarkan keindahan khas pantai. Air laut di tempat wisata
ini sangat jernih sehingga Anda bisa melihat ikan berenang dengan mudah. Bosan memancing di tepi pantai? Anda bisa menyewa perahu dengan tarif
20.000 per jam dan merasakan sensasi memancing di laut lepas. Jika tak
suka memancing tapi ingin ikan segar, coba datang ke pasar ikan yang
berjarak hanya sekitar 700 meter dari tempat wisata ini. Anda bisa
membeli ikan segar hasil tangkapan nelayan setempat. Jangan lupa mencicipi rujak buah khas Pantai Natsepa. Pantai ini
dikenal dengan rujak buah segarnya yang banyak dijual di sekitar pantai.
Buah-buahan segar seperti mangga dan jambu dipadu dengan saus kacang
gula merah tentu akan sangat menyegarkan siang Anda di Pantai Natsepa.

Pantai ini menjadi ikon sekaligus tempat wisata di Ambon yang banyak
dikunjungi. Berbeda dengan pantai-pantai sebelumnya yang memiliki
hamparan pasir untuk berjemur, pantai ini dipenuhi oleh batuan karang.
Tapi bukan berarti Pantai Pintu Kota kalah cantik. Yang menarik dari pantai ini adalah adanya sebuah tebing karang
rakasa yang menjorok ke laut dengan lubang besar menyerupai sebuah
pintu. Percikan air dari ombak yang menghantam tebing karang menjadi
salah satu pemandangan favorit pengunjung. Selain biasa menjadi foto
sampul untuk majalah wisata alam, tebing karang ini juga seringkali digunakan sebagai latar foto prewedding oleh banyak pasangan. Hanya dengan 5.000 Rupiah, Anda sudah bisa menikmati keindahan tempat
wisata di Ambon ini. Jangan khawatir jika lupa membawa bekal karena di
sini ada banyak penjual makanan.

Sesuai dengan namanya, pantai ini cocok sekali digunakan sebagai lokasi bersantai.
Lelah dan bosan dengan rutinitas harian akan terbayar lunas di tempat
wisata di Ambon ini. Sambil menikmati pemandangan pantai, jangan lupa
memesan pisang goreng dan teh manis yang menjadi kuliner andalan di
sini. Anda ingin menyelam dan snorkeling tapi malas membawa
perlengkapannya? Tenang, ada tempat penyewaan alat selam dan snorkeling
di sini. Anda bisa menikmati keindahan alam bawah laut Pantai Santai
tanpa perlu repot membawa alat selam dari rumah.

Ini adalah salah satu benteng peninggalan penjajah di Ambon yang
dibangun pada tahun 1512. Benteng Amsterdam berbentuk layaknya rumah
biasa yang terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama menjadi tempat tidur
para prajurit. Lantai kedua digunakan sebagai ruang pertemuan dan
lantai ketiga adalah pos pemantau. Selain dari lantai tiga bangunan
utama, masih ada sebuah menara yang juga digunakan untuk memantau
keadaan sekitar. Benteng Amsterdam merupakan benteng kedua di Ambon yang dibangun
setelah Kastee van Verre. Sebelum menjadi benteng pertahanan, tempat
wisata di Ambon ini adalah tempat penyimpanan rempah-rempah hasil
rampasan. Terletak di Kecematan Hila, Ambon, Anda bisa masuk ke benteng ini secara gratis.

Keunikan dari masjid ini adalah tidak ditemukannya paku di
bangunannya yang terbuat dari pelepah sagu ini. Selain itu, masjid ini
juga masih menyimpan sebuah Al Quran yang ditulis tangan dan timbangan
beras kuno untuk zakat fitrah. Bangunan Masjid Wapauwe pada awalnya
hanya berkuran 10 x 10 meter dan tidak ada serambi, namun saat ini sudah
ditambahkan serambi dan tempat wudhu, namun ukuran ruang utamanya tetap
10 x 10 meter. Selain keunikan dari bangunan dan koleksinya, masjid ini juga
dipercaya bisa berpindah tempat sendiri. Masjid Wapauwe dibangun pada
tahun 1414 di Wawane, kemudian dipindahkan warga ke Tehala yang berjarak
6 km dari lokasi awal. Pada tahun 1614, masjid berpindah sendiri ke
Desa Atetu atau Kaitetu yang merupakan lokasi masjid saat ini. Menurut
warga saat itu, masjid tiba-tiba sudah berpindah tempat ketika menjelang
subuh.
Unknown
13.15
Dasbor Pariwisata
Indonesia
1. Nusa Pombo
2. Pantai Liang
3. Pantai Natsepa
4. Pantai Pintu Kota
5. Pantai Santai
6. Benteng Amsterdam
7. Masjid Wapauwe
7 Tempat Wisata di Ambon yang Wajib Dikunjungi
Di Maluku ada sebuah pantai unik dengan
pemandangan laut biru luas yang luar biasa. Pantai itu bernama Ngurtafur
dan terletak di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Kepulaun Kei sendiri
merupakan gugusan pulau yang berada di antara Laut Seram, Laut Banda dan
Laut Arafuru. Kepulauan ini terbagi dua yaitu Pulau Kei Besar dan Pulau
Kei Kecil.
Pantai Ngurtafur memang belum seterkenal Pantai Bora-Bora yang ada di Samudera Pasifik namun dari segi keindahan, Ngurtafur tidak kalah indah. Bagaimana tidak, Pantai Ngurtafur memiliki pantai gosong yang menjorok atau memanjang ke tengah lautan tanpa putus sepanjang 2 km dan lebar 7 meter. Ketika berada di pantai ini, Anda serasa sedang berjalan di tengah lautan luas namun sesungguhnya Anda sedang berjalan di atas hamparan pasir putih halus yang membelah pantai menjadi dua sisi. Tidak hanya itu, air laut di Pantai Ngurtafur sangat bersih dan berwarna biru.
Di pantai ini juga terdapat penyu belimbing yang dikenal dengan nama tabob oleh masyarakat setempat. Penyu jenis ini dilindungi dan memiliki penangkaran di sekitar pantai yang dikelola oleh WWF. Bahkan, jika beruntung Anda bisa bertemu dengan segerombolan burung australian pelikan yang sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di Australia dan Papua New Guinea. Pemandangan sekawanan burung pelikan ini merupakan suguhan istimewa ketika Anda menapakkan kaki di Pantai Ngurtafur.
Di pantai jernih yang dihiasi oleh rimbun dan hijaunya pepohonan ini, Anda bisa bersantai merasakan halusnya sentuhan pasir pantai di telapak kaki Anda. Jika mau, Anda juga bisa melakukan kegiatan lainnya seperti berenang dan snorkeling. Sementara pemandangan daratan pantai ini begitu memesona, pemandangan bawah lautnya pun akan memukau mata. Bahkan terumbu karang di pantai ini dapat dilihat langsung dari atas kapal. Berbagai species ikan juga terlihat hilir mudik kian kemari seolah ingin mengajak Anda bermain.
Untuk bisa menikmati berbagai keindahan Pantai Ngurtafur memang membutuhkan perjalanan yang tidak sebentar namun percayalah ketika Anda tiba di pantai ini semua keletihan akan terbayarkan. Karena pantai ini bukan gurauan dan juga bukan khayalan.
Unknown
12.08
Dasbor Pariwisata
Indonesia
Pantai Ngurtafur memang belum seterkenal Pantai Bora-Bora yang ada di Samudera Pasifik namun dari segi keindahan, Ngurtafur tidak kalah indah. Bagaimana tidak, Pantai Ngurtafur memiliki pantai gosong yang menjorok atau memanjang ke tengah lautan tanpa putus sepanjang 2 km dan lebar 7 meter. Ketika berada di pantai ini, Anda serasa sedang berjalan di tengah lautan luas namun sesungguhnya Anda sedang berjalan di atas hamparan pasir putih halus yang membelah pantai menjadi dua sisi. Tidak hanya itu, air laut di Pantai Ngurtafur sangat bersih dan berwarna biru.
Di pantai ini juga terdapat penyu belimbing yang dikenal dengan nama tabob oleh masyarakat setempat. Penyu jenis ini dilindungi dan memiliki penangkaran di sekitar pantai yang dikelola oleh WWF. Bahkan, jika beruntung Anda bisa bertemu dengan segerombolan burung australian pelikan yang sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di Australia dan Papua New Guinea. Pemandangan sekawanan burung pelikan ini merupakan suguhan istimewa ketika Anda menapakkan kaki di Pantai Ngurtafur.
Di pantai jernih yang dihiasi oleh rimbun dan hijaunya pepohonan ini, Anda bisa bersantai merasakan halusnya sentuhan pasir pantai di telapak kaki Anda. Jika mau, Anda juga bisa melakukan kegiatan lainnya seperti berenang dan snorkeling. Sementara pemandangan daratan pantai ini begitu memesona, pemandangan bawah lautnya pun akan memukau mata. Bahkan terumbu karang di pantai ini dapat dilihat langsung dari atas kapal. Berbagai species ikan juga terlihat hilir mudik kian kemari seolah ingin mengajak Anda bermain.
Untuk bisa menikmati berbagai keindahan Pantai Ngurtafur memang membutuhkan perjalanan yang tidak sebentar namun percayalah ketika Anda tiba di pantai ini semua keletihan akan terbayarkan. Karena pantai ini bukan gurauan dan juga bukan khayalan.
Pantai Ngurtafur Maluku Sepotong Keindahan di Timur Indonesia
Di Maluku ada sebuah pantai unik dengan
pemandangan laut biru luas yang luar biasa. Pantai itu bernama Ngurtafur
dan terletak di Kepulauan Kei, Maluku Tenggara. Kepulaun Kei sendiri
merupakan gugusan pulau yang berada di antara Laut Seram, Laut Banda dan
Laut Arafuru. Kepulauan ini terbagi dua yaitu Pulau Kei Besar dan Pulau
Kei Kecil.
Pantai Ngurtafur memang belum seterkenal Pantai Bora-Bora yang ada di Samudera Pasifik namun dari segi keindahan, Ngurtafur tidak kalah indah. Bagaimana tidak, Pantai Ngurtafur memiliki pantai gosong yang menjorok atau memanjang ke tengah lautan tanpa putus sepanjang 2 km dan lebar 7 meter. Ketika berada di pantai ini, Anda serasa sedang berjalan di tengah lautan luas namun sesungguhnya Anda sedang berjalan di atas hamparan pasir putih halus yang membelah pantai menjadi dua sisi. Tidak hanya itu, air laut di Pantai Ngurtafur sangat bersih dan berwarna biru.
Di pantai ini juga terdapat penyu belimbing yang dikenal dengan nama tabob oleh masyarakat setempat. Penyu jenis ini dilindungi dan memiliki penangkaran di sekitar pantai yang dikelola oleh WWF. Bahkan, jika beruntung Anda bisa bertemu dengan segerombolan burung australian pelikan yang sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di Australia dan Papua New Guinea. Pemandangan sekawanan burung pelikan ini merupakan suguhan istimewa ketika Anda menapakkan kaki di Pantai Ngurtafur.
Di pantai jernih yang dihiasi oleh rimbun dan hijaunya pepohonan ini, Anda bisa bersantai merasakan halusnya sentuhan pasir pantai di telapak kaki Anda. Jika mau, Anda juga bisa melakukan kegiatan lainnya seperti berenang dan snorkeling. Sementara pemandangan daratan pantai ini begitu memesona, pemandangan bawah lautnya pun akan memukau mata. Bahkan terumbu karang di pantai ini dapat dilihat langsung dari atas kapal. Berbagai species ikan juga terlihat hilir mudik kian kemari seolah ingin mengajak Anda bermain.
Untuk bisa menikmati berbagai keindahan Pantai Ngurtafur memang membutuhkan perjalanan yang tidak sebentar namun percayalah ketika Anda tiba di pantai ini semua keletihan akan terbayarkan. Karena pantai ini bukan gurauan dan juga bukan khayalan.
Pantai Ngurtafur memang belum seterkenal Pantai Bora-Bora yang ada di Samudera Pasifik namun dari segi keindahan, Ngurtafur tidak kalah indah. Bagaimana tidak, Pantai Ngurtafur memiliki pantai gosong yang menjorok atau memanjang ke tengah lautan tanpa putus sepanjang 2 km dan lebar 7 meter. Ketika berada di pantai ini, Anda serasa sedang berjalan di tengah lautan luas namun sesungguhnya Anda sedang berjalan di atas hamparan pasir putih halus yang membelah pantai menjadi dua sisi. Tidak hanya itu, air laut di Pantai Ngurtafur sangat bersih dan berwarna biru.
Di pantai ini juga terdapat penyu belimbing yang dikenal dengan nama tabob oleh masyarakat setempat. Penyu jenis ini dilindungi dan memiliki penangkaran di sekitar pantai yang dikelola oleh WWF. Bahkan, jika beruntung Anda bisa bertemu dengan segerombolan burung australian pelikan yang sedang bermigrasi ke Maluku dari tempat tinggal mereka di Australia dan Papua New Guinea. Pemandangan sekawanan burung pelikan ini merupakan suguhan istimewa ketika Anda menapakkan kaki di Pantai Ngurtafur.
Di pantai jernih yang dihiasi oleh rimbun dan hijaunya pepohonan ini, Anda bisa bersantai merasakan halusnya sentuhan pasir pantai di telapak kaki Anda. Jika mau, Anda juga bisa melakukan kegiatan lainnya seperti berenang dan snorkeling. Sementara pemandangan daratan pantai ini begitu memesona, pemandangan bawah lautnya pun akan memukau mata. Bahkan terumbu karang di pantai ini dapat dilihat langsung dari atas kapal. Berbagai species ikan juga terlihat hilir mudik kian kemari seolah ingin mengajak Anda bermain.
Untuk bisa menikmati berbagai keindahan Pantai Ngurtafur memang membutuhkan perjalanan yang tidak sebentar namun percayalah ketika Anda tiba di pantai ini semua keletihan akan terbayarkan. Karena pantai ini bukan gurauan dan juga bukan khayalan.
Ngomong-ngomong
soal air terjun, kalau di Bandungan tepatnya di Desa Kesenang itu ada air terjun 7 bidadari, nah di Halmahera ada Air Terjun Tiga Bidadari. Lagi-lagi ada
nama bidadari di belakangnya, eitss tapi
jangan salah terciptanya nama bidadari itu ada ceritanya lho.
Konon menurut cerita yang beredar di tengah masyarakat, dulu ada perempuan cantik yang berambut panjang yang cantik dari kayangan yang mandi disana. Cerita ini mengiiringi keindahan air terjun yang oleh warga sekitar yang akhirnya dijuluki sebagai "Bidadari". Cerita turun-temurun ini memang layak mewakili kesegaran air yang jatuh dari sela-sela batu kapur tersebut.
![]() |
Sumber gambar: www.csrbusinessindonesia.com |
Saat akan memasuki jalan menuju air terjun mata anda akan disuguhi panorama alam pedesaan yang asri yaitu berupa hamparan sawah yang terbentang luas dengan latar belakang perbukitan hijau. Kemudian setelah sampai diujung desa kita akan melihat sebuah bendungan yang mengairi sawah-sawah tersebut. Sehingga tidak heran daerah ini menjadi lumbung padi untuk Maluku Utara. Setelah itu jalan mulai menanjak untuk mencapai lokasi air terjun. Pepohonan besar berdiri kekar menyambut kedatangan kami saat memasuki Air Terjun Tiga Bidadari.
Di obyek wisata ini kita dapat berjalan-jalan dengan dipandu oleh penduduk sekitar yang sudah mengenal daerah obyek wisata air terjun tersebut. Anda dapat menikmati keindahan air terjun yang alami tersebut dan alam sekitarnya dengan menyusuri sepanjang aliran airnya. Anda bisa memulai dari atas sampai kebawah, atau sebaliknya. Air terjun ini terdiri dari bebatuan kapur yang memiliki ketinggian sekitar 100 meter, lebar atas 8 meter dan lebar bawah sekitar 20 meter . Yahhh, Indahnya air terjun yang masih alami dan udara sejuk dikawasan ini tidak heran lah kalau bidadari pun mampir ke tempat ini. (berbagai sumber)
Bertemu Tiga Bidadari Halmahera
Ngomong-ngomong
soal air terjun, kalau di Bandungan tepatnya di Desa Kesenang itu ada air terjun 7 bidadari, nah di Halmahera ada Air Terjun Tiga Bidadari. Lagi-lagi ada
nama bidadari di belakangnya, eitss tapi
jangan salah terciptanya nama bidadari itu ada ceritanya lho.
Konon menurut cerita yang beredar di tengah masyarakat, dulu ada perempuan cantik yang berambut panjang yang cantik dari kayangan yang mandi disana. Cerita ini mengiiringi keindahan air terjun yang oleh warga sekitar yang akhirnya dijuluki sebagai "Bidadari". Cerita turun-temurun ini memang layak mewakili kesegaran air yang jatuh dari sela-sela batu kapur tersebut.
![]() |
Sumber gambar: www.csrbusinessindonesia.com |
Saat akan memasuki jalan menuju air terjun mata anda akan disuguhi panorama alam pedesaan yang asri yaitu berupa hamparan sawah yang terbentang luas dengan latar belakang perbukitan hijau. Kemudian setelah sampai diujung desa kita akan melihat sebuah bendungan yang mengairi sawah-sawah tersebut. Sehingga tidak heran daerah ini menjadi lumbung padi untuk Maluku Utara. Setelah itu jalan mulai menanjak untuk mencapai lokasi air terjun. Pepohonan besar berdiri kekar menyambut kedatangan kami saat memasuki Air Terjun Tiga Bidadari.
Di obyek wisata ini kita dapat berjalan-jalan dengan dipandu oleh penduduk sekitar yang sudah mengenal daerah obyek wisata air terjun tersebut. Anda dapat menikmati keindahan air terjun yang alami tersebut dan alam sekitarnya dengan menyusuri sepanjang aliran airnya. Anda bisa memulai dari atas sampai kebawah, atau sebaliknya. Air terjun ini terdiri dari bebatuan kapur yang memiliki ketinggian sekitar 100 meter, lebar atas 8 meter dan lebar bawah sekitar 20 meter . Yahhh, Indahnya air terjun yang masih alami dan udara sejuk dikawasan ini tidak heran lah kalau bidadari pun mampir ke tempat ini. (berbagai sumber)
Info wisata Perahu Batu dan Tangga Batu – Salah satu desa di kepulauan maluku yang memiliki wisata adat yang masih sangat kental dan menarik adalah Desa Sangliat Dol. Desa ini terletak 42 kilometer dari kota Saumlaki, ibukota Kepulauan Tanimbar yang terletak tepatnya di pesisir timur Pulau Yamdena (Maluku). Disinilah dapat kita temui peninggalan sejarah Perahu Batu dan Tangga Batu yang cukup menarik.
Asal usul maupun sejarah Perahu Batu dan Tangga Batu ini dibuat masih menjadi misteri. Bahkan orang-orang tua yang ada di pulau disini pun tidak ada yang dapat menjelaskannya. Cukup disayangkan karena penyebaran warisan di desa kami hanya melalui cerita turun temurun. Tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah.” Demikian jelas Kepala Desa Sangliat Dol ketika dikonfirmasi mengenai kapan tepatnya situs ini dibuat.
Namun berdasarkan penjelasan beliau pula, diketahui bahwa sudah sangat banyak ilmuwan dari mancanegara yang sangat tertarik mengenai sejarah desa ini. Diperkirakan situs tersebut sudah ada sejak 400-500 tahun yang lalu, dengan fungsi awal yang belum terlalu jelas. Kini Perahu Batu digunakan sebagai pusat desa dimana warga akan selalu melakukan rapat-rapat desa yang penting seperti pemilihan Kepala Desa yang baru atau pembukaan lahan baru. Terdiri dari 4 soa (marga), Ayo Wembun, Sorluri, Aryesam dan Masriat, pola pembangunan pemukiman di desa ini mengikuti pola dari Perahu Batu tersebut. Soa Aryesam dipercaya untuk duduk di kemudi kanan Perahu Batu, maka pemukiman mereka terletak pada bagian kanan belakang desa. Soa Masriat selaku tuan tanah desa duduk di kemudi kiri dan bermukim pada bagian kiri belakang desa. Demikian juga dengan Soa Ayo Wembun yang dipercaya sebagai manusia pertama yang mendarat dan bermukim di desa tersebut.
Selain Perahu Batu dan Tangga Batu yang terletak di tengah desa, ternyata masih ditemukan satu lagi situs Perahu Batu yang terletak di tepi pantai, di bawah Desa Sangliat Dol. Apa yang menarik dari Perahu Batu kedua ini karena terdapat sumur sebagai sumber mata air desa yang di anggap keramat, terletak di tengah Perahu Batu tersebut. Sangat mencengangkan melihat air tawar yang sangat bening muncul di pinggiran yang sangat dekat ke arah pantai.
Budaya Katolik berbaur animisme, kepercayaan asli suku ini. Agama Katolik masuk sekitar tahun 1920-an dibawa oleh Bangsa Portugis, sehingga dalam pelaksanaan upacara adat diawali tata cara Budaya Animisme dan diakhiri dengan doa secara Katolik.
Namun sangat disayangkan, bagian kepala perahu yang terletak di haluan telah dicuri sekitar tahun 2002 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya, sehingga beberapa patung yang ada di situs ini disimpan di rumah tua, yaitu rumah yang ditinggali tetua adat suku ini. Unknown 22.07 Dasbor Pariwisata Indonesia
Info wisata Perahu Batu dan Tangga Batu
Info wisata Perahu Batu dan Tangga Batu – Salah satu desa di kepulauan maluku yang memiliki wisata adat yang masih sangat kental dan menarik adalah Desa Sangliat Dol. Desa ini terletak 42 kilometer dari kota Saumlaki, ibukota Kepulauan Tanimbar yang terletak tepatnya di pesisir timur Pulau Yamdena (Maluku). Disinilah dapat kita temui peninggalan sejarah Perahu Batu dan Tangga Batu yang cukup menarik.
Asal usul maupun sejarah Perahu Batu dan Tangga Batu ini dibuat masih menjadi misteri. Bahkan orang-orang tua yang ada di pulau disini pun tidak ada yang dapat menjelaskannya. Cukup disayangkan karena penyebaran warisan di desa kami hanya melalui cerita turun temurun. Tidak ada peninggalan tertulis yang dapat dijadikan sebagai bukti sejarah.” Demikian jelas Kepala Desa Sangliat Dol ketika dikonfirmasi mengenai kapan tepatnya situs ini dibuat.
Namun berdasarkan penjelasan beliau pula, diketahui bahwa sudah sangat banyak ilmuwan dari mancanegara yang sangat tertarik mengenai sejarah desa ini. Diperkirakan situs tersebut sudah ada sejak 400-500 tahun yang lalu, dengan fungsi awal yang belum terlalu jelas. Kini Perahu Batu digunakan sebagai pusat desa dimana warga akan selalu melakukan rapat-rapat desa yang penting seperti pemilihan Kepala Desa yang baru atau pembukaan lahan baru. Terdiri dari 4 soa (marga), Ayo Wembun, Sorluri, Aryesam dan Masriat, pola pembangunan pemukiman di desa ini mengikuti pola dari Perahu Batu tersebut. Soa Aryesam dipercaya untuk duduk di kemudi kanan Perahu Batu, maka pemukiman mereka terletak pada bagian kanan belakang desa. Soa Masriat selaku tuan tanah desa duduk di kemudi kiri dan bermukim pada bagian kiri belakang desa. Demikian juga dengan Soa Ayo Wembun yang dipercaya sebagai manusia pertama yang mendarat dan bermukim di desa tersebut.
Selain Perahu Batu dan Tangga Batu yang terletak di tengah desa, ternyata masih ditemukan satu lagi situs Perahu Batu yang terletak di tepi pantai, di bawah Desa Sangliat Dol. Apa yang menarik dari Perahu Batu kedua ini karena terdapat sumur sebagai sumber mata air desa yang di anggap keramat, terletak di tengah Perahu Batu tersebut. Sangat mencengangkan melihat air tawar yang sangat bening muncul di pinggiran yang sangat dekat ke arah pantai.
Budaya Katolik berbaur animisme, kepercayaan asli suku ini. Agama Katolik masuk sekitar tahun 1920-an dibawa oleh Bangsa Portugis, sehingga dalam pelaksanaan upacara adat diawali tata cara Budaya Animisme dan diakhiri dengan doa secara Katolik.
Namun sangat disayangkan, bagian kepala perahu yang terletak di haluan telah dicuri sekitar tahun 2002 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya, sehingga beberapa patung yang ada di situs ini disimpan di rumah tua, yaitu rumah yang ditinggali tetua adat suku ini.
Pulau
Morotai terletak di ujung utara Kabupaten Halmahera Utara dan
merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara. Secara geografis Pulau
Morotai terletak di antara 200-240 derajat Lintang Utara dan
12.815-12848 derajat Bujur Timur. Pulau Morotai berbatasan dengan
Samudera Pasifik di sebelah Utara, Laut Halmahera di sebelah Timur,
Selat Morotai di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Barat.
Luas wilayah Pulau Morotai adalah 2.474,94
kilometer persegi atau 10 persen dari luas wilayah daratan Kabupaten
Maluku Utara. Secara administratif, Pulau Morotai sejak tahun 2002
termasuk ke dalam administrasi pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara
dengan ibukota kabupaten di Tobelo. Pulau Morotai sendiri terbagi dalam
3 (tiga) kecamatan yaitu: (1) Morotai Utara dengan ibukota Berebere;
(2) Morotai Selatan Barat dengan ibukota Wayabula; dan (3) Morotai
Selatan dengan ibukota Daruba.
Tekstur tanah di
Pulau Morotai pada umumnya halus dan daerah dengan tekstur sedang
berada di sebelah Timur. Sebagian besar luas Kota Daruba merupakan
lahan pertanian atau perkebunan rakyat berupa kebun kelapa dan kebun
campuran. Sedangkan penggunaan lahan untuk fisik (permukiman,
perkantoran dan fasilitas ekonomi) hanya seluas 79,64 hektar atau 3,92
persen dari luas wilayah kota. Penggunaan lahan lainnya adalah lapangan
terbang seluas 15 hektar, empang, kawasan hutan lindung dan sebagainya.
Seperti umumnya kota-kota yang terletak di pesisir pantai, maka pola
penggunaan lahan di Kota Daruba cenderung linier mengikuti pola garis
pantai. Pada bagian pesisir terutama didominasi oleh bangunan fisik.
Sedangkan kegiatan pertanian cenderung ke arah perbukitan di sebelah
timur dan utara kota.
Jumlah penduduk
Pulau Morotai secara keseluruhan sebanyak 58.720 jiwa yang tersebar
pada 47 desa. Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani
dan nelayan (lebih dari 60 persen), sedangkan mata pencaharian lainnya
adalah pedagang, Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri.
Jenis produksi
tanaman pangan di Pulau Morotai antara lain padi sawah, padi ladang,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang
kedelai, buah-buahan dan sayuran. Untuk menuju ke Pulau Morotai hanya
dapat ditempuh dengan sarana transportasi laut ke Kota Daruba.
Perjalanan ke Morotai ditempuh dengan menggunakan kendaraan speedboat
dari Ternate ke Sidangoli dengan waktu tempuh 1 jam. Selanjutnya dengan
kendaraan darat sampai ke Tobelo dengan waktu tempuh 3 jam dan dari
Tobelo dengan speedboat ke Morotai dengan waktu tempuh 1,5 jam.
Prasarana dan sarana
transportasi darat menuju ke desa-desa maupun antarkecamatan sudah ada
dan dalam kondisi baik. Terminal penumpang umum terdapat di Kota
Daruba dengan sejumlah armada angkutan darat yang melayani penumpang.
Namun demikian, akibat terjadinya konflik sosial pada tahun 2000 yang
lalu, aktivitas terminal dan armada angkutan darat untuk sementara
sampai saat ini tidak berjalan. Sebagian jalan dan jembatan juga rusak
akibat kerusuhan.
Prasarana
transportasi laut dengan kategori pelabuhan yang tidak diusahakan
terdapat di Kota Daruba, ibukota Kecamatan Morotai Selatan. Volume
bongkar muat barang pelayaran dalam negeri untuk perdagangan antarpulau
di Pelabuhan Daruba tahun 2002 yang dibongkar 6.525 ton dan yang dimuat
33.718 ton.
Objek Menarik :
-Potensi alam dibawah laut yang masih terjaga terumbu karangnya
- Pesona puing kapal perang dan pesawat tempur yang tenggelam semasa perang dunia II
-Kesunyian, keterpencilan dan kedamaian pantainya
-Eksotisme deretan pohon kelapa
Unknown
01.39
Dasbor Pariwisata
IndonesiaObjek Wisata Pulau Morotai
Pulau
Morotai terletak di ujung utara Kabupaten Halmahera Utara dan
merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara. Secara geografis Pulau
Morotai terletak di antara 200-240 derajat Lintang Utara dan
12.815-12848 derajat Bujur Timur. Pulau Morotai berbatasan dengan
Samudera Pasifik di sebelah Utara, Laut Halmahera di sebelah Timur,
Selat Morotai di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Barat.
Luas wilayah Pulau Morotai adalah 2.474,94
kilometer persegi atau 10 persen dari luas wilayah daratan Kabupaten
Maluku Utara. Secara administratif, Pulau Morotai sejak tahun 2002
termasuk ke dalam administrasi pemerintahan Kabupaten Halmahera Utara
dengan ibukota kabupaten di Tobelo. Pulau Morotai sendiri terbagi dalam
3 (tiga) kecamatan yaitu: (1) Morotai Utara dengan ibukota Berebere;
(2) Morotai Selatan Barat dengan ibukota Wayabula; dan (3) Morotai
Selatan dengan ibukota Daruba.
Tekstur tanah di
Pulau Morotai pada umumnya halus dan daerah dengan tekstur sedang
berada di sebelah Timur. Sebagian besar luas Kota Daruba merupakan
lahan pertanian atau perkebunan rakyat berupa kebun kelapa dan kebun
campuran. Sedangkan penggunaan lahan untuk fisik (permukiman,
perkantoran dan fasilitas ekonomi) hanya seluas 79,64 hektar atau 3,92
persen dari luas wilayah kota. Penggunaan lahan lainnya adalah lapangan
terbang seluas 15 hektar, empang, kawasan hutan lindung dan sebagainya.
Seperti umumnya kota-kota yang terletak di pesisir pantai, maka pola
penggunaan lahan di Kota Daruba cenderung linier mengikuti pola garis
pantai. Pada bagian pesisir terutama didominasi oleh bangunan fisik.
Sedangkan kegiatan pertanian cenderung ke arah perbukitan di sebelah
timur dan utara kota.
Jumlah penduduk
Pulau Morotai secara keseluruhan sebanyak 58.720 jiwa yang tersebar
pada 47 desa. Mata pencaharian penduduk sebagian besar sebagai petani
dan nelayan (lebih dari 60 persen), sedangkan mata pencaharian lainnya
adalah pedagang, Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri.
Jenis produksi
tanaman pangan di Pulau Morotai antara lain padi sawah, padi ladang,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang
kedelai, buah-buahan dan sayuran. Untuk menuju ke Pulau Morotai hanya
dapat ditempuh dengan sarana transportasi laut ke Kota Daruba.
Perjalanan ke Morotai ditempuh dengan menggunakan kendaraan speedboat
dari Ternate ke Sidangoli dengan waktu tempuh 1 jam. Selanjutnya dengan
kendaraan darat sampai ke Tobelo dengan waktu tempuh 3 jam dan dari
Tobelo dengan speedboat ke Morotai dengan waktu tempuh 1,5 jam.
Prasarana dan sarana
transportasi darat menuju ke desa-desa maupun antarkecamatan sudah ada
dan dalam kondisi baik. Terminal penumpang umum terdapat di Kota
Daruba dengan sejumlah armada angkutan darat yang melayani penumpang.
Namun demikian, akibat terjadinya konflik sosial pada tahun 2000 yang
lalu, aktivitas terminal dan armada angkutan darat untuk sementara
sampai saat ini tidak berjalan. Sebagian jalan dan jembatan juga rusak
akibat kerusuhan.
Prasarana
transportasi laut dengan kategori pelabuhan yang tidak diusahakan
terdapat di Kota Daruba, ibukota Kecamatan Morotai Selatan. Volume
bongkar muat barang pelayaran dalam negeri untuk perdagangan antarpulau
di Pelabuhan Daruba tahun 2002 yang dibongkar 6.525 ton dan yang dimuat
33.718 ton.
Objek Menarik :
-Potensi alam dibawah laut yang masih terjaga terumbu karangnya
- Pesona puing kapal perang dan pesawat tempur yang tenggelam semasa perang dunia II
-Kesunyian, keterpencilan dan kedamaian pantainya
-Eksotisme deretan pohon kelapa
Pantai Natsepa
merupakan sebuah objek wisata yang terletak kurang lebih sekitar 18 Km
dari pusat kota Ambon.Tempat wisata dengan panorama pantai ini lebih
tepatnya lagi berada Desa Suli KC Salahutu Kabupaten Maluku Tengah.
Sejak
dulu,Pantai Natsepa ini dikenal karena memiliki ukuran yang cukup lebar
serta hamparan pasir putih yang begitu indah.Untuk tiba
dilokasi,pengunjung bisa menggunakan angkutan umum trayek suli dan
tentunya sangat mungkin jika pengunjung menggunakan kendaraan
pribadi,baik itu kendaraan ber-roda dua maupun roda empat.
Selain
memiliki keindahan pantai yang amat cantik,di tempat ini juga anda akan
menemukan sajian kuliner yang mungkin belum anda temukan di tempat wisata lain.
Rujak
Natsepa atau disebut juga Rujak Suli adalah sebuah makanan yang sudah
cukup lama terkenal dikalangan masyrakat Kota Ambon.Rujak unik ini
harganya cukup murah yaitu Rp. 5.000/porsi.
Selain
itu,Objek wisata ini juga menyajikan berbagai fasilitas yang tentu saja
dapat dinikmati oleh para pengunjung.Fasilitas tersebut diantaranya
beberapa shelter yang dapat digunakan sambil menikmati indahnya pantai
dan pemandangan di Teluk Baguala.
Adapun
informasi lainnya yang mungkin anda butuhkan jika anda berminat untuk
berwisata ketempat ini adalah harga tiket masuk. untuk orang dewasa
sebesar Rp. 1.000,- kendaraan roda dua Rp. 1.000,- dan kendaraan roda
empat Rp. 2.000.
Unknown
16.20
Dasbor Pariwisata
IndonesiaPantai Natsepa Di Maluku
Pantai Natsepa
merupakan sebuah objek wisata yang terletak kurang lebih sekitar 18 Km
dari pusat kota Ambon.Tempat wisata dengan panorama pantai ini lebih
tepatnya lagi berada Desa Suli KC Salahutu Kabupaten Maluku Tengah.
Sejak
dulu,Pantai Natsepa ini dikenal karena memiliki ukuran yang cukup lebar
serta hamparan pasir putih yang begitu indah.Untuk tiba
dilokasi,pengunjung bisa menggunakan angkutan umum trayek suli dan
tentunya sangat mungkin jika pengunjung menggunakan kendaraan
pribadi,baik itu kendaraan ber-roda dua maupun roda empat.
Selain
memiliki keindahan pantai yang amat cantik,di tempat ini juga anda akan
menemukan sajian kuliner yang mungkin belum anda temukan di tempat wisata lain.
Rujak
Natsepa atau disebut juga Rujak Suli adalah sebuah makanan yang sudah
cukup lama terkenal dikalangan masyrakat Kota Ambon.Rujak unik ini
harganya cukup murah yaitu Rp. 5.000/porsi.
Selain
itu,Objek wisata ini juga menyajikan berbagai fasilitas yang tentu saja
dapat dinikmati oleh para pengunjung.Fasilitas tersebut diantaranya
beberapa shelter yang dapat digunakan sambil menikmati indahnya pantai
dan pemandangan di Teluk Baguala.
Adapun
informasi lainnya yang mungkin anda butuhkan jika anda berminat untuk
berwisata ketempat ini adalah harga tiket masuk. untuk orang dewasa
sebesar Rp. 1.000,- kendaraan roda dua Rp. 1.000,- dan kendaraan roda
empat Rp. 2.000.