Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan baru-baru ini berhasil mendapatkan
penghargaan MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai daerah dengan situs
megalitik terbanyak di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Lahat memiliki
1.027 peninggalan megalitik yang tersebar di 40 situs wilayah Kabupaten
Lahat yang berbatasan dengan Kota Pagaralam. Tentu ini merupakan jumlah
yang fantastis yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah dengan situs
megalitik lainnya di Indonesia.
Menyingung sedikit mengenai apa itu megalitik? Megalitik merupakan struktur yang dibuat oleh batu besar. Kebudayaan Megalitikum bukanlah suatu zaman yang berkembang sendiri, melainkan hasil budaya yang timbul pada zaman Neolitikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Contoh hasil kebudayaan zaman megalitikum ini berupa kapak persegi, kapak lonjong, Menhir, Dolmen, Kubur batu, Waruga, Sarkofagus, Punden Berundak.
Sepertinya memang cukup asik jika berwisata sejarah dengan
melihat-lihat peninggalan sejarah. Selain dapat menambah pengetahuan
akan sejarah peninggalan masa lalu, juga sebagai sarana penelitian bagi
Anda yang haus akan informasi yang berhubungan dengan peninggalan
sejarah. Nah, dibawah ini ada goindonesia akan memberikan spot sites
yang dapat Anda kunjungi jika Anda ingin melihatnya.
Situs Megalitik Dataran Tinggi Basemah (Pasemah)
Kabupaten Lahat termasuk kawasan yang sangat kaya dengan temuan-temuan
situs megalitikum. Wilayah Lahat dan Pagaralam merupakan bagian dari
Pegunungan Bukit Barisan. Kedua kawasan itu sampai ke sebagian wilayah
Bengkulu disebut sebagai kawasan Besemah (Pasemah). Dataran Tinggi
Pasemah ini meliputi seluruh wilayah di sekitar dataran tinggi
Pegunungan Bukit Barisan yang terletak di selatan Pulau Sumatera.
Ayu Kusumawati dan Haris Sukendar dalam bukunya yang berjudul Megalitik
Bumi Pasemah menyebutkan, banyaknya peninggalan situs megalitik di
Pasemah menunjukkan bahwa kawasan itu telah dihuni manusia setidaknya
ribuan tahun sebelum Masehi. Daerah pegunungan Besemah memang subur
untuk pertanian, sehingga tak heran jika di kawasan itu menjadi pusat
permukiman.
Situs megalitik berupa pahatan detail dan halus yang ada di kawasan ini
mengindikasikan masyarakat Besemah (Pasemah) saat itu sudah mengenal
logam. Arca-arca megalitik Besemah dibuat dengan alat semacam pahat dari
logam. Jelaslah bahwa peninggalan megalitik Besemah eksis pada masa
perundagian atau lebih kurang 2.500 tahun sebelum Masehi.
Bilik batu atau pun arca di Besemah dibangun bukan tanpa tujuan,
melainkan untuk tujuan yang sifatnya religius. Di dalam tanah itulah
mereka melakukan ritual. Bentuk arca manusia, seperti di situs
Tegurwangi dan situs Pulaupanggung adalah khas Besemah. Cirinya, bentuk
manusia yang digambarkan dalam arca bertubuh tambun, bibir tebal, dan
hidung pesek.
Sebagai catatan terkait situs Besemah, peninggalan megalitik Besemah ini mulai diteliti tahun 1930-1931 oleh Van der Hoop dari Belanda. Buku karya Van der Hoop berjudul Megalithic Remains in South Sumatera (1932) merupakan buku babon yang mengulas megalitik Besemah secara lengkap.
Situs Megalitik Desa Muaradanau
Dinamakan kampung tentu bukan hanya satu situs saja yang dapat ditemukan
di Desa Muaradanau, Tanjung Tebad ini, melainkan jumlahnya mencapai
puluhan situs. Situs ini erdiri di atas lahan kebun kopi yang luasnya
mencapai dua hektar.
Di permukaan lahan kebun banyak terdapat bebatuan megalit dan patung,
baik berupa arca yang berbentuk manusia, tempat pemujaan, dolmen, batu
datar, lumpang batu, dan berbagai bentuk lainnya. Lokasi kampung
megalitikum berjarak sekitar satu kilometer dari jalan negara
Lahat-Pagaralam.
Selain itu situs megalitik juga dapat ditemukan di Desa Pajarbulan,
Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat. Peninggalan megalitik ini
berada di pekarangan belakang rumah warga. Batuan ini biasa disebut
warga sebagai batu tiang enam, sedangkan Arkeolog menyebutnya sebagai
batu tetralit.
Kegunaan tetralit masih menjadi perdebatan para ahli karena beberapa
ahli berpendapat, tetralit merupakan landasan atau umpak tiang rumah.
Pendapat ini muncul karena di ujung atas tiang batu itu ada semacam
cerukan yang diperkirakan untuk meletakkan tiang rumah. Sedangkan
beberapa ahli lainnya berpendapat yang berbeda terkait dengan batu
Tetralit.
Situs Megalitik Batu Berpijar
Situs megalitik Batu Berpijar berada tidak jauh dari Kota Lahat dan
hanya membutuhkan waktu lima menit saja dari Lapangan Seganti Setungguan
atau sekitar 1 Km. Jalan menuju ke tempat ini dapat dilalui kendaraan
roda dua dan roda empat. Berjalan kaki ke arah komplek perkuburan hanya
sekitar 50 meter.
Formasi dari situs megalitik ini cukup unik karena mirip rasi bintang
dengan jumlah 10 bebatuan yang terdiri atasdua arca yang yang berdekatan
dan bergambar kepala manusia, satu arca yang terkubur mirip kepala
manusia, dan beberapa batu lain yang posisinya agak berjauhan.
Selain dari keunikan dari formasi bentuknya, salah satu situs megalitik
yang bergambar wajah menurut masyarakat setempat pada malam-malam
tertentu batu itu mengeluarkan sinar seperti api, sehingga mereka
menyebutnya Batu Pijar. (berbagai sumber)
BalasHapusingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di fanspoker.com
add pin bb 55F97BD0 ditunggu ya
BalasHapusingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di fanspoker.com
add pin bb 55F97BD0 ditunggu ya
BalasHapusingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
add pin bb 58ab14f5 || ditunggu ya^^